CIREBON – Ribuan warga tumpah ruah memadati jalan-jalan desa Babakan Gebang, Kecamatan Babakan, Kabupaten Cirebon, untuk mengikuti rangkaian acara Sedekah Bumi dan Kirab Budaya dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-210 desa tersebut. Kegiatan ini juga menjadi puncak dari rangkaian HUT desa Babakan Gebang sekaligus menjadi momentum merayakan Hari Raya Idul Fitri 1446 H sebagai ajang silaturahmi warga, Sabtu (05/04/2025).

Dalam karnaval arak-arakan budaya tersebut, seluruh blok di Desa Babakan Gebang ambil bagian mempersembahkan tumpeng hasil bumi yang diarak secara konvoi bergiliran. Masing-masing blok turut menampilkan persembahan terbaik mereka, mulai dari berbagai kostum tematik hingga pertunjukan seni tradisional. Blok dengan penampilan terbaik akan mendapatkan hadiah dari panitia penyelenggara.

Karnaval arak-arakan budaya tersebut dimulai pukul 13.00 dengan rute menyusuri jalan blok yang ada di Desa Babakan Gebang. Para peserta karnaval mulai mengarak dengan start dari balaidesa ke arah selatan. Rombongan karnaval lalu memutar ke utara ke blok perum kemudian melintasi jalan pangeran Sutajaya hingga finish kembali ke balaidesa pada pukul 16.30 WIB.
Menurut tokoh masyarakat setempat kegiatan ini merupakan bentuk rasa syukur atas pencapaian yang telah diraih oleh desa selama ini.
“Ini sebagai bentuk kasih syukur atas pencapaian Desa Babakan Gebang yang telah diraih. Harapannya, ke depan desa ini semakin maju dan jaya,” ungkap tokoh tersebut.
Fitria, selaku warga setempat menyambut antusias kegiatan tersebut. Menurutnya kirab budaya seperti ini harus terus diselenggarakan setiap tahun untuk lebih menpererat silaturahmi masyarakat desa Babakan Gebang.
“Meriah sekali ya acara kirab budaya ini, saya berterima kasih kepada bu kuwu yang rutin menyelenggarakan kegiatan seperti ini. Harapan kedepannya acara ini lebih meriah lagi, serta lebih kreatif lagi,” ujar Fitria.
Sementara itu, Kuwu Yeni selaku panitia menyampaikan bahwa konsep yang diangkat pada peringatan HUT desa tahun ini adalah konsep jadul (jaman dulu). Ia sendiri mengenakan kostum ala none Belanda sebagai simbol untuk membangkitkan nuansa masa lampau yang pernah ada.
“Dengan konsep jadul ini, kami ingin mengajak masyarakat mengenang kembali sejarah dan kebudayaan yang pernah menjadi bagian dari desa ini,” tegas Kuwu Yeni.
Dari pantauan kamera Jabar Publisher, masyarakat tampak sangat antusias dan riang gembira mengikuti seluruh rangkaian acara. Keanekaragaman kostum semakin memperkaya nuansa perayaan—ada yang mengenakan pakaian ala tuan putri, petani, hingga menyerupai tokoh pejuang kemerdekaan.
“Kegiatan peringatan Hari Ulang Tahun desa Babakan yang jatuh pada tanggal 8 Februari ini sengaja perayaannya diselenggarakan setelah lebaran karena momennya lebih tepat saat warga yang merantau masih mudik di kampung, kirab ini juga menjadi ajang halal bi halal serta silaturahmi sesama warga,” tambah kuwu Babakan Gebang tersebut.
Peringatan HUT desa sekaligus perayaan lebaran tahun ini dinilai sukses dan patut menjadi contoh bagi desa-desa lain di Kabupaten Cirebon. Seluruh rangkaian acara berlangsung lancar dan khidmat hingga akhir kegiatan. (rif/jay)

