CIREBON – Program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui penguatan gizi bagi anak sekolah, mulai diterapkan di berbagai sekolah di Indonesia. Meskipun belum sepenuhnya berjalan di semua wilayah, program ini telah bergulir di beberapa sekolah di Kecamatan Babakan, Kabupaten Cirebon, termasuk di SMP Negeri 1 Babakan.

Pelaksanaan MBG di SMPN 1 Babakan dimulai sejak Senin, 24 Februari 2025. Pihak sekolah telah menyiapkan mekanisme dan alur distribusi makanan guna memastikan kelancaran program.
Distribusi Makanan dan Pengawasan Ketat
Saat dikunjungi tim JP, Plt. Kepala Sekolah SMPN 1 Babakan, Jamari, S.Pd., melalui Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Endang Sri Heryana, S.Pd., menjelaskan bahwa MBG merupakan program nasional yang telah diatur oleh pemerintah pusat.
“Ini adalah program nasional, dan kami hanya menjalankan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Program ini berlangsung selama satu tahun dengan distribusi makanan selama lima hari dalam seminggu, dari Senin hingga Jumat, pada jam operasional sekolah,” ujar Waka yang juga sebagai Koordinator Program MBG di SMPN 1 Babakan.
Ia menjelaskan, mekanisme distribusi makanan dilakukan saat jam istirahat siang. Makanan tiba di sekolah sekitar pukul 11.00 WIB dan langsung dibawa ke ruang meeting untuk dilakukan pengecekan oleh tim piket. Sebanyak 1.066 kotak makanan kemudian didistribusikan ke masing-masing kelas antara pukul 11.30 hingga 12.00 WIB. Setiap perwakilan kelas mengambil makanan dan mendistribusikannya kepada siswa dengan pendampingan wali kelas. Sebelum dikonsumsi, siswa juga diwajibkan memeriksa kondisi makanan.
Kelayakan Gizi dan Aturan Sekolah
Pihak sekolah memastikan bahwa menu MBG yang telah ditetapkan oleh Badan Gizi Nasional memenuhi kebutuhan nutrisi siswa.
“Porsi menu yang disediakan sudah cukup seimbang, terdiri dari karbohidrat (nasi), protein (ayam, tempe, tahu), serta sayuran dan buah. Semua sudah memenuhi standar gizi yang diperlukan,” jelasnya.

Untuk memastikan kelancaran program, sekolah juga membentuk tim piket yang terdiri dari perwakilan siswa setiap kelas, wali kelas, guru piket, dan anggota ekstrakurikuler. Selain itu, sejumlah aturan diberlakukan guna menjaga ketertiban.
“Setiap siswa diwajibkan membawa tumbler atau gelas minum serta sendok masing-masing. Mereka juga bertanggung jawab menjaga dan merawat tempat makan. Jika ada yang rusak, kelas terkait harus menggantinya. Setelah selesai makan, kotak makanan harus diikat kembali dan dikembalikan ke ruang meeting untuk dihitung ulang,” paparnya.
Harapan untuk Masa Depan
Pihak sekolah berharap program ini terus berkembang dan semakin optimal dalam memenuhi kebutuhan gizi siswa.
“Karena program ini bertujuan meningkatkan kesehatan dan mencegah stunting, kami berharap menu yang disediakan di tahun-tahun mendatang lebih maksimal agar mendukung kualitas sumber daya manusia menuju Indonesia Emas 2045,” pungkasnya. (adv)
