Home » Cirebon » Update Pencarian Hari Ke-3 Warga Cangkuang, Ritual Ciberes pun Dilakukan

Update Pencarian Hari Ke-3 Warga Cangkuang, Ritual Ciberes pun Dilakukan

CIREBON – Pencarian korban yang diduga terseret arus Sungai Ciberes terus dilakukan hingga hari ketiga pasca korban hilang, Rabu (22/01/2025).

Kuwu Cangkuang, Abdul Qodir turut terjun ke lapangan membantu pencarian korban hilang.

Pencarian korban dilakukan oleh tim gabungan dari Polair, Basarnas, TNI, Polri dan pemerintah desa setempat dengan pola paralel alias tidak hanya di satu titik.

Kuwu Cangkuang Abdul Qodir Jaelani berharap pencarian ini segera membuahkan hasil baik dalam kondisi hidup maupun tidak.

“Saya pribadi sebagai kuwu berharap semoga korban segera ditemukan. Mengingat sedari kemarin kami bersama tim gabungan sudah menyisir sungai ciberes start dari Cangkuang, Dompyong, Kalimaro sampai ke muara Gebang. Dan sepanjang perjalan sempat ada kendala banyak pohon yang tumbang, menghalangi proses pencarian, kita langsung bersihkan pakai mesin pemotong agar bisa mempermudah jalanya pencarian,” ulasnya.

“Setelah beberapa jam berjalan kita adakan pencarian dan karena hari mulai malam kita hentikan sementara. Kemudian hari kita lanjut adakan pencarian dengan menambah personil yang disebar ke beberapa titik. Kami berusaha semaksimal mungkin dan semoga korban dapat kita temukan.” ungkap Kuwu Cangkuang.

Sempat Ada Teriakan Minta Tolong, Warga Takut Nolong Karena Diduga Angker

Sementara itu, informasi yang beredar dari warga sekitar, di tempat hilangnya korban sempat ada teriakan meminta tolong yang diduga suara dari korban. Sejumlah warga pun mendengar teriakan tersebut namun mereka yang hendak menolong mengaku takut karena tempat tersebut dianggap sunggil (angker).

Untuk diketahui, ikhtiar pencarian tidak hanya dengan mengandalkan Tim Gabungan semata, melainkan juga dengan cara-cara metafisika berupa ritual di tepian sungai agar korban segera muncul atau ditemukan.

Ritual atau tradisi tertentu terkait korban tenggelam di sungai, seperti di Sungai Ciberes, biasanya dilakukan sebagai bagian dari adat setempat untuk memohon keselamatan. Salah satu praktik yang sering terdengar adalah menabuh benda-benda tertentu (seperti gong kecil, kentongan, perabot atau alat musik tradisional) untuk memanggil atau menenangkan roh korban.

Tradisi ini biasanya dilakukan oleh masyarakat adat atau tokoh spiritual di sekitar lokasi, dengan kepercayaan bahwa bunyi-bunyian tersebut bisa “membangunkan” roh atau mempermudah pencarian korban. Terlebih di sungai ciberes sejak dahulu kala sempat tersiar legenda dihuni oleh mahluk ghoib bernama ‘Wilwa’ yang kerap kali meminta tumbal.

Ritual seperti ini juga bisa melibatkan doa, persembahan, atau tindakan simbolis lainnya sesuai adat setempat termasuk di Sungai Ciberes yang beberapa kali menelan korban jiwa.

“Betul, cara ritual pun kami lakukan sejak kemarin, setidaknya itu ikhtiar secara maksimal dari kami baik secara lahir maupun bathin. Tentunya dengan harapan agar warga kami segera diketemukan,” pungkas Abdul Qodir. (adi/jay)

Baca berita sebelumnya: Warga Cangkuang Hilang Misterius

Tim Gabungan tetap gigih mencari korban hilang.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*