KOTA CIREBON – Tiga kandidat pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Cirebon mengikuti debat publik terbuka pertama dalam rangkaian agenda Pilkada 2024. Acara tesebut diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Cirebon yang berlangsung di Hotel Prima Cirebon, Rabu (30/10/2024).

Ketua KPU Kota Cirebon, Mardeko, dalam sambutannya mengatakan, debat kandidat bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengenal lebih jauh pasangan calon. “Debat merupakan salah satu jenis kampanye yang merupakan momentum bagi pasangan calon dalam upaya untuk memberikan gambaran kepada masyarakat tentang program dan visi misi pasangan calon,” sambut Mardeko.
Debat publik pertama ini menghadirkan 3 pasangan calon yakni paslon nomor urut 1, Dani Mardani dan Fitria Pamungkaswati , paslon nomor urut 2, Eti Herawati dan Suhendrik , paslon nomor urut 3, Effendi Edo dan Siti Farida.
Diipandu oleh moderator Nani Aprilia, debat ini mengangkat tema ‘Transformasi Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik’.
Dalam acara tersebut hadir juga 6 panelis yang mengajukan pertanyaan seputar tema yang diangkat. Masing-masing paslon menyampaikan visi dan misi serta program unggulan mereka jika terpilih menjadi Walikota dan Wakil Walikota Cirebon.
Sementara itu, Performa paslon nomor urut 3, Effendi Edo dan Siti Farida, pada kesempatan itu tampil dengan performa yang prima dengan membawa semangat mewujudkan tata kelola yang baik, mereka memakai jargon Cirebon Kota “SETARA”, yang bermakna Sejahtera, Tertata, Aspiratif, Religius, Aman dan Berkelanjutan.

“Kami ingin setara dalam pelayanan publik, setara dalam pembangunan, setara dalam kesejahteraan warganya dan setara dalam kota-kota maju lainya,” ucap calon wakil wali kota nomor urut 3, Siti Farida.
Paslon nomor tiga juga berjanji akan menata kembali ASN dan kelembagaan di pemerintahan Kota Cirebon agar terbebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
“Penataan aparatur dan kelembagaan pemerintah kota serta digitalisasi pelayanan yang aman,profesional dan bebas KKN,” imbuh Farida.
Sementara itu, Effendi Edo , Calon Walikota Cirebon nomor urut 3 menyampaikan 12 poin program strategis untuk mewujudkan Indonesia Emas yang selaras antara Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJN) dengan Rencana Pembangunan Jangka panjang Daerah (RPJD).
12 poin tersebut adalah :
- Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan
- Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
- Percepatan pengentasan kemiskinan
- Peningkatan dan perluasan kesempatan kerja
- Pengembangan ekonomi kerakyatan
- Percepatan transformasi ekonomi
- Pemenuhan kebutuhan energi ramah lingkungan
- Pengembangan Agribisnis
- Peningkatan produksi pangan
- Peningkatan kualitas infrastruktur dasar
- Reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan
- Peningkatan kualitas lingkungan hidup
“Jika 12 program ini bisa dilakukan di kota Cirebon yang bersinergi dalam mewujudkan Indonesia Emas, tentu kota Cirebon akan lebih baik lagi, akan lebih maju lagi, karena program dari pusat akan berkolaborasi dengan program daerah, khususnya Kota Cirebon ini,” tutur Edo.
Sementara itu, dari pantauan JP selama agenda debat berlangsung, performa paslon nomor urut 3 dinilai lebih tepat waktu dan efektif dalam menggunakan sesi waktu (durasi) dibandingkan paslon lainnya.
Terbukti, hampir di setiap paparan menjelang detik-detik akhir ulasan yang disampaikan, selesai dengan tuntas. Bahkan dalam beberapa paparan sudah tuntas namun masih menyisakan waktu. Tak ayal, beberapa kali tepuk tangan audience pun membahana dalam debat tadi malam.
Tanggapan yang disampaikan oleh Edo juga relatif akurat. Terlebih saat Edo menanggapi pernyataan dari calon walikota dari nomor urut 2, terkait kendala yang dihadapi selama covid-19 dengan banyaknya kendala penundaan pembangunan khsusnya infrastruktur di Kota Cirebon.
“Covid Itu bukan hanya di Kota Cirebon saja, tetapi melanda Indonesia dan dunia. Terbukti banyak daerah lainnya yang relatif bangkit lebih cepat dibandingkan Kota Cirebon,” sanggahnya.
Edo juga menyampaikan dari dua poin pertanyaannya hanya satu poin saja yang terjawab. Sementara poin terkait pemanfaatan 5 perusahaan umum milik daerah (Perumda) belum terjawab padahal waktu yang diberikan relatif panjang yakni 3 menit. “Jadi pertanyaan dari saya hanya satu yang terjawab,” tandas Edo dengan nada tenang.
Kolaborasi antara birokrat dan pengusaha yang menjadi background paslon nomor urut 3 ini memang dinilai lebih faktual dalam memaparkan setiap program serta visi misinya. Terlebih pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan kepada paslon lainnya juga bernilai konstruktif.
Ini jelas memberikan penilaian tersendiri bagi masyarakat Kota Cirebon guna menentukan pilihan mereka di hari pencoblosan tanggal 27 November mendatang. (jay/rif/adv)