Home » Cirebon » Cirebon Timur Diterjang Banjir, Begini Pesan Direktur RSUD Waled

Cirebon Timur Diterjang Banjir, Begini Pesan Direktur RSUD Waled

CIREBON – Curah hujan yang masih tinggi di Kabupaten Cirebon hingga Maret 2024 ini mengakibatkan sejumlah wilayah di Cirebon Timur terendam banjir. Untuk itu pihak RSUD Waled Kabupaten Cirebon mengingatkan potensi munculnya sejumlah penyakit pasca banjir yang kerap kali menjangkiti masyarakat dalam hal ini para korban banjir.

“Masyarakat diminta siap siaga, terutama penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh lingkungan sekitar pasca banjir bandang,” ungkap Direktur RSUD Waled, dr. M. Luthfi, Sp.PD.,Subsp.H.O.M.(K)., FINASIM., MMRS.

Menurutnya, pasca banjir bandang dengan adanya sisa air hujan yang tertinggal pada benda tertentu dibarengi dengan panca roba menjelang kemarau. Media tersebut kerap dijadikan tempat perkembangbiakan nyamuk atau pun penyakit kulit dan lainnya seperti infeksi jamur hingga kurap yang dapat menyebabkan seseorang mengalami gatal hebat pada kulit.

Jika kondisi ini dibiarkan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) mudah menyebar. Karena itu upaya yang harus dilakukan adalah pemberantasan sarang nyamuk dengan pola 3M (menguras, menutup, mengubur barang bekas). “Dan ini harus dilakukan secara serentak juga gotong royong,” tegasnya

Direktur RSUD Waled juga menambahkan, adapun penyakit lain yang juga harus menjadi perhatian adalah leptospirosis. Penyakit yang dibawa binatang tikus itu kerap menyerang warga usai terjadi banjir. Hal itu terjadi karenanya kontaminasi urine tikus yang terbawa air banjir.

Bahkan seperti ISPA, atau Infeksi Saluran Pernapasan Akut sebagai akibat dari adanya infeksi pada saluran napas oleh virus atau bakteri yang muncul pada lingkungan tidak sehat.

Untuk itu, lanjutnya, upaya menciptakan lingkungan yang bersih dan air bersih menjadi kunci penanggulangan wabah. Pembersihan pun tak cukup dengan mengguyurkan air melainkan juga harus disertai cairan penyuci hama. “Untuk membersihkan kawasan dalam rumah sebaiknya menggunakan cairan pembersih. Termasuk juga rajin cuci tangan dengan sabun,” himbaunya.

Tak hanya situ, pihaknya juga menghimbau masyarakat untuk mewaspadai kemungkinan meningkatnya kasus gangguan pencernaan seperti halnya diare. Itu dapat terjadi karena kontaminasi bakteri dari septic tank ke dalam sumur tanah akibat banjir. Di sisi lain tumpukan sampah yang terbawa luapan air juga dapat meningkatkan risiko paparan penyakit. Oleh karena itu pengelolaan sampah menjadi hal penting yang harus dilakukan bagi setiap keluarga. “Tempat sampah di rumah tangga sifatnya hanya sementara. Sebaiknya tidak dibiarkan menumpuk terlalu lama. Sebelum 24 jam harus sudah dipindahkan ke TPA,” tuturnya.

Terakhir, dr. Luthfi mengingatkan masyarakat untuk tetap menjaga pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Bagi yang merasakan gejala kurang enak badan diimbau segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan. Sehingga penanganan dini dapat segera dilakukan. (adv)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*