Home » Cirebon » Fokus Perhatikan Pekerja Migran di Desanya, Kuwu Babakan Gebang Wakili Indonesia ke Thailand
KUWU BABAKAN GEBANG YENI SETIATI SAAT DIUNDANG KE THAILAND MENJADI PEMBICARA TERKAIT PROBLEMATIKA PEKERJA MIGRAN DAN HUMAN TRAFFICKING

Fokus Perhatikan Pekerja Migran di Desanya, Kuwu Babakan Gebang Wakili Indonesia ke Thailand

CIREBON – Kuwu Desa Babakan Gebang, Kec. Babakan, Kab.Cirebon Yeni Setiati, meraih prestasi sebagai desa terbaik se-Indonesia dalam perannya menanggulangi terjadinya human trafficking atau perdagangan orang di wilayahnya.

KUWU BABAKAN GEBANG – YENI SETIATI, MENUNJUKKAN PIAGAM PENGHARGAAN DARI KEMENAKER RI

Berangkat dari kepeduliannya terhadap masyarakat Desa Babakan Gebang, secara mandiri ia membentuk Satuan Tugas (Satgas) pendataan Pekerja Migran Indonesia (PMI) baik yang belum berangkat maupun yang sudah bekerja di luar negeri guna melindungi warganya dari kejahatan human trafficking.

Ditemui Tim JP,  di kantornya, Jumat (22/12/2023) Perempuan yang terpilih menjadi Kuwu Babakan Gebang untuk ketiga kalinya ini bercerita terkait perannya dalam penanggulangan kejahatan human trafficking hingga mendapat penghargaan tingkat Nasional atas prestasinya itu.

Menurutnya, Desa Babakan Gebang sebenarnya bukan wilayah yang menjadi kantong-kantong Pekerja Migran Indonesia (PMI). Babakan Gebang  memiliki sekitar 200 orang warga yang terdaftar sebagai pekerja migran di luar negeri. Jumlah ini terhitung sedikit dibanding desa-desa lain di sekitarnya yang memiliki lebih banyak pekerja migran yang berangkat seperti Gembongan Mekar, Serang Kulon, dan Cangkuang.

Berawal dari laporan salah satu warganya di luar negeri yang menjadi korban kejahatan human trafficking pada tahun 2020 lalu, ia pun tergugah hatinya untuk memperjuangkan nasib warganya tersebut. Berbagai cara ditempuh, mulai dari menghubungi pihak terkait, Kementrian Luar Negeri hingga menelepon sendiri kedutaan Indonesia yang berada di negara tempat warganya menjadi korban human trafficking.

Meski terjadi beberapa kali kendala, upaya kerasnya itu berbuah manis. Kurang dari 2 bulan, warganya bisa dipulangkan kembali ke tanah air. Sejak itu ia mulai berinisiatif membentuk satgas pendataan kepada warganya yang menjadi buruh migran di luar negeri yang  dilakukan secara mandiri tanpa bantuan dari pemerintah.

Atas prestasi dan inisiatif yang digagasnya itu, Yeni Setiati digandeng Kemenlu, Kemenkertrans, dan SBMI (Serikat Buruh Migran Indonesia) menjadi satu-satunya kepala desa yang mewakili Indonesia dalam pertemuan Sharing Results of Safe and Fair  diprakarsai ILO (International Labour Organization), UN Woman, UNODC (United  Nations Office on Drugs and Crime) yang diselenggarakan pada 28 – 30 November 2023, di Bangkok, Thailand.

Forum pertemuan negara-negara di Asia Tenggara  ini membawa tema ‘Safe Journey with Her’ , yang membahas  realisasi hak dan peluang pekerja migran perempuan dalam agenda negara-negara ASEAN. Hadir dalam forum tersebut negara-negara anggota ASEAN yang memiliki masyarakat pekerja migran seperti Indonesia, Thailand, Filipina, Laos, dan Myanmar.

TIM JP BERKUNJUNG KE KANTOR DESA BABAKAN GEBANG GUNA MEWAWANCARAI KUWU YENI SETIATI

Sebagai kepala desa yang menyentuh langsung masyarakat lapisan paling bawah, Yeni Setiati, memahami betul kendala yang terjadi pada warganya terkait pekerja migran. Ini berdasarkan pengalamannya dalam upaya menanggulangi kejahatan yang menimpa salah satu warganya hingga berhasil dipulangkan kala itu.

Dalam forum tersebut ia mendapat kehormatan untuk duduk di podium menyampaikan pandangannya mengenai isu human trafficking terjadi di tempatnya. Dengan lugas ia sampaikan juga pentingnya peran pemerintah dari lapisan bawah hingga yang paling atas untuk memberi perhatian serius  terkait perlindungan dan keadilan bagi pekerja migran.

Berkat perjuangan yang sudah dilakukannya itu, ia dianugerahi piagam penghargaan dari Kementrian Ketenagakerjaan Republik Indonesia atas inisiatif membentuk Desa Migran Produktif (Desmigratif) secara mandiri dalam rangka peningkatan perlindungan pekerja  migran Indonesia dimulai dari desa.

Di kesempatan berbeda ia juga pernah dianugerahi piagam dari Kementrian Luar Negeri sebagai penerima Penghargaan Hassan Wirajuda  Perlindungan WNI Award untuk kategori pemerintah daerah 2021 yang ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri, Retno L.P. Marsudi. Di sela wawancara ia menyampaikan rasa syukur dan bangga atas pencapaian yang sudah diraihnya itu.

“Alhamdulillah, ini adalah berkah dari Allah serta tanggung jawab sebagai amanat yang harus saya jaga dan pertahankan dalam memberi perlindungan kepada warga saya, khususnya perihal perlindungan pekerja migran kita. Penghargaan dan kesempatan bisa ikut forum negara-negara ASEAN di Thailand ini adalah kesempatan langka, saya anggap sebagai hadiah dari Allah atas upaya yang sudah saya lakukan, apalagi sebelumnya saya kembali dipercaya masyarakat untuk memimpin Desa Babakan Gebang ini dalam pemilihan kuwu. Ya itung-itung refreshing setelah lelah pikiran,” ungkapnya. Ia juga menyampaikan harapannya kepada pembaca Jabar Publisher, terutama kepada pemerintah desa yang ada di sekitarnya.

“Pekerja migran di daerah sekitar kita itu banyak jumlahnya. Kadang kita tidak tahu data warga kita yang berangkat bekerja di luar negeri. Saya berharap pendataan secara mandiri seperti yang saya lakukan bisa diikuti oleh pemdes lain, tentunya ini demi melindungi warga kita sendiri ketika terjadi permasalahan. Memang dilematis juga ketika saya berinisiatif seperti ini, saat kita mendata dianggapnya menghalangi orang yang mau mencari penghidupan di luar negeri. Tapi menurut saya ini penting kedepannya, Jangan sampai ketika ada kejadian, kita sendiri yang nanti repot,” pungkasnya. (rif/jay)

DUA PENGHARGAAN TINGKAT NASIONAL BERTEMA PEKERJA MIGRAN YANG DIBERIKAN KEPADA KUWU BABAKAN GEBANG YENI SETIATI

Foto bersama dengan mitra organisasi perempuan ILO, UN Women Delegasi Uni Eropa, Lembaga Asean, Pemerintah, dan serikat buruh di Bangkok Thailand.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*