Home » Cirebon » Ngulik Profil Kapolsek Babakan Iptu Sugiharto S.H, Kapolsek Termuda Se-Polresta Cirebon

Ngulik Profil Kapolsek Babakan Iptu Sugiharto S.H, Kapolsek Termuda Se-Polresta Cirebon

Pengalaman Di Satuan Lalu Lintas Menjadikannya Perwira yang Fleksibel, Tegas dan Solutif

CIREBON – Polsek Babakan punya pimpinan baru bernama Iptu Sugiharto SH. Ia menjabat sebagai Kapolsek Babakan per tanggal 22 Juni 2023 menggantikan Kompol Tukijan S.H yang kini purnatugas. Uniknya, kapolsek kelahiran Kabupaten Pemalang, 30 Oktober 1978 ini, dari 27 kapolsek se-Wilayah Hukum Polresta Cirebon, diantaranya yang termuda.

KAPOLSEK BABAKAN – IPTU SUGIHARTO S.H

Fenomena ini menggelitik Redaksi JP untuk mengulik lebih dalam tentang karier dan pengalamannya selama bertugas sebagai abdi masyarakat hingga berada di posisi sekarang ini. Diwawancarai secara ekslusif di ruang kerjanya baru-baru ini, Iptu Sugiharto S.H mulai berkisah awal mula Ia meniti karier di Polres Kuningan di tahun 1999. 

“Saya secaba angkatan 98-99 Bintara Leting 17 SDSS. Meniti karier di Polres Kuningan. Di Dalmas dulu selama 2 tahun, lalu ke SPKT di penjagaan Polres Kuningan dengan tugas menerima laporan dan sejenisnya. Tahun 2003 saya pindah ke lalu lintas di Turjawali sebentar, lalu pindah lagi ke Unit Laka Lantas sampai 2014, saat itu pangkat saya Bripka Senior. Karier saya di lalu lintas memang cukup lama, tapi disitulah mental saya tertempa,” kenangnya.

Menghadapi situasi lapangan di Lalu Lintas menuntut seorang polisi untuk memiliki kedewasaan dan kepekaan. Tempaan selama menghadapi masyarakat yang berurusan dengan beragam problem, menjadikan Sugiharto menjadi sosok polisi yang fleksibel dan solutif.

KAPOLSEK BABAKAN IPTU SUGIHARTO SH HADIR LANGSUNG MEMIMPIN PENGAMANAN PILWU DI KECAMATAN BABAKAN.

“Saat itu, masyarakat mungkin gak tahu bahwa saya baru anak kemarin sore. Istilah kata, saya dewasa sebelum waktunya. Dilatih menyelesaikan beragam masalah secara garis besar, agar luluh bagaimana, agar para pihak yang bersiteru ini ada solusi, bagaimana. Contohnya ketika terjadi kecelakaan lalu lintas, pasti antara pihak satu dan pihak lainnya merasa paling benar. Atau ketika terjadi pelanggaran agar si pelanggar tersebut mengakui dan menerima kesalahannya, bagaimana,” tandas ayah dua anak ini.

Waktu tak terasa cepat sekali berlalu. Usai malang melintang di dunia Lalu Lintas dengan bebrbagai dinamika yang ditemui di jalanan, Sugiharto ‘tiarap’ sejenak dan lebih banyak beraktifitas di dalam ruangan (indoor), karena tugasnya melayani administrasi registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor serta pengemudi di Unit Regiden Polres Kuningan selama 6 bulan, tepatnya pada pertengahan 2015.  

“Januari 2016 naik pangkat jadi Aipda. Satu bulan menenteng pangkat tersebut, di bulan Februari ada testing Sekolah Ilmu Polisi (SIP). Saat itu saya menempa diri dengan lari siang, di jeda-jeda jam istirahat atau usai pelayanan selama sebulan penuh. Februari saya berangkat ke Sukabumi untuk sekolah pembentukan perwira (Setukpa). Alhamdulillah sebagai satu-satunya perwakilan dari Kuningan. Se-Jawa Barat ada 67 Orang dan se-Indonesia ada 1.000 orang. Saya termasuk Angkatan 45 Setukpa Sukabumi,” ulas Sugiharto.

Tahun 2017, Sugiharto pindah ke Polres Cirebon, waktu itu statusnya belum naik grade menjadi Polresta. Jabatannya kala itu sebagai Panit Lantas Polsek Losari. Setahun setengah bertugas di sana, Ia kembali geser menjadi Kanit Dikyasa Polres Cirebon. Tak lama berselang, Sugiharto kembali pindah tugas di Polsek Weru sebagai Panit Lantas Polsek Weru. “Setahun pas musim Corona saya pindah tugas lagi sebagai Kasubnit 2 Gakkum Laka Lantas Polresta Cirebon,” ungkapnya. 

Pada Juni 2023 Ia dipanggil Kapolres untuk mengemban amanah sebagai Kapolsek Babakan. Rekan-rekannya di jajaran Satlantas termasuk atasannya pun jelas merasa kehilangan sosok Sugiharto yang dikenal memiliki dedikasi tinggi terhadap tugas dan amanat.   

Sementara itu, adaptasinya menjadi Kapolsek Babakan menurutnya tidak terlalu sulit karena selama di Lalu Lintas Ia sering berhubungan dengan masyarakat dengan beragam latar belakang, kompleksitas masalah bahkan situasi yang genting.

“Kuncinya adalah cepat beradaptasi dan fleksibel dengan siapa kita berhubungan. Kita gunakan dialek bahasa daerah guna menyesuaikan dan menurut saya itu ampuh dalam menghilangkan ketegangan. Dengan prolog seperti itu, orang yang merasa paling benar sekalipun Insya Allah akan luluh,” terang Sugiharto.

Sedangkan terkait agenda Pilwu Serentak, Kapolsek termuda ini mengajak jajarannya untuk ‘ngebut’ dalam artian mengamankan dan mensukseskan agenda Pilwu. Selain rutin menggelar Silaturahim ke rumah calon Kuwu, Ia juga melakukan pemetaan yang matang dengan penempatan Bhabinkamtibmas.

“Saya tugaskan Bhabin untuk selalu standby, khususnya di empat desa yang melaksanakan Pilwu. Bhabin harus tahu dari ruang tamu sampai dapur. Artinya harus faham betul seluk beluk wilayah tugasnya, sebagai langkah preventif mana kala terjadi situasi yang tidak diinginkan,” tegasnya.

Sebagai closing statment, Tim JP juga menanyakan bagaimana caranya menyikapi polisi (anggota) yang secara umur lebih tua, namun secara kepangkatan jelas berada di bawahnya. Sambil tersenyum simpul, Kapolsek menjawabnya lugas.

“Ini memang pertanyaan yang sulit, namun bisa saya jawab. Jawabannya adalah kita gak bisa memberikan sanksi atau hukuman di depan anggota yang lain. Caranya adalah kita panggil secara khusus ke ruangan, jelaskan kesalahannya dan berikan arahan, atau bahkan hukuman. Orang bijak berkata, menasehati orang lain di depan orang banyak bukanlah menasehati, tetapi mempermalukan,” pungkas Kapolsek Babakan. (hasan jay/jp)

KAPOLSEK BABAKAN BERSILATURAHIM KE RUMAH SALAH SATU BAKAL CALON KUWU DI DESA SUMBER LOR, KEC BABAKAN, SABTU (2/9/2023) MALAM.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*