CIREBON – Cantik, pintar, dan humble. Itulah kesan pertama ketika bertemu Aisyah Rani Az-zahra, penari cilik multitalenta asal Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Cirebon. Prestasinya yang sudah membawa harum nama Cirebon dan Jawa Barat ke tingkat nasional ini, patut diapresiasi. Fakta itu terungkap dalam wawancara khusus usai Aisyah perfom membawakan Tari Gandari Jaipong dalam event Pabuaran Bersholawat, Minggu (20/8/2023) malam.
Belum lama ini, Aisyah putri dari pasangan Anah & Tatang Antoni ini, baru saja meraih Juara Umum Event Bentang Jabar, Juara Harapan II dalam Event Seni Tari Tingkat Nasional di Museum Mandiri Jakarta, mewakili Jawa Barat pada event Nasional Putra Putri Tari Cilik Indonesia 2023 di Bali, Juara 1 Pentas Festival Seni & Band Kab Cirebon, Juara 1 Lomba Pasanggiri Jaipong, dan banyak lagi prestasi membanggakan lainnya baik di tingkat lokal, regional, juga nasional.
Bakat dari siswi Kelas 5 SDN 1 Jatiseeng Center ini memang sudah terlihat sejak kecil. Saat itu Aisyah terinspirasi saat melihat seseorang menari begitu luwes dan ingin bisa melakukannya. Melihat semangatnya yang tinggi, sang ayah rupanya sangat peka dan langsung mendaftarkan Aisyah ke Sanggar Missmala – Ciledug. Tak perlu waktu lama, Aisyah yang memang punya bakat dan giat berlatih ini, kini sudah masuk dalam kategori grade tertinggi dalam pelajaran seni tari di usianya yang masih sangat belia.
Dengan lantang dan penuh percaya diri, gadis kelahiran Cirebon, 22 April 2013 ini, bercita-cita ingin menjadi Penari Profesional atau jadi Dokter. “Kalau gak jadi penari ya jadi dokter,” ucap Aisyah. Ia pun memberikan tips singkat kepada tallent-tallent lain agar tetap semangat dan giat berlatih, sesuai bidang yang ditekuni. “Tipsnya yang penting selalu semangat dan giat berlatih,” jelas Aisyah yang juga berbakat di bidang modeling ini.
Sementara itu, Tatang Antoni, ayah dari Aisyah menyampaikan bahwa bakat putrinya tersebut memang sudah terlihat menonjol bahkan sebelum didaftarkan ke sanggar Missmala.
“Saya lihat anak saya kok gigih sekali berlatih, jadi kita sebagai orang tua sangat mendukung, apalagi untuk melestarikan budaya Jawa barat khususnya Tari Jaipong. Akhirnya karena dia pengen sekali belajar tari, saya daftarkan anak saya ke sanggar Missmala. Tujuannya agar mendapat pembelajaran yang tepat dan bisa mendapat banyak pengalaman dengan mengikuti lomba-lomba,” ujarnya.
Dukungan orang tua terhadap Aisyah ini dibuktikan dengan orang tua yang selalu siap siaga mendampingi Aisyah dalam berbagai even kejuaraan. Bahkan ayah dan bunda serta para mentor tari dari Aisyah, setia mendampingi hingga acara usai. Di sela-sela acara banyak juga warga yang ingin berfoto bareng dengan sang penari cilik itu.
“Tiap kali ada ajang lomba atau kejuaraan, kami orang tua selalu siap mendampingi anak, tujuannya biar tambah semangat,” ungkap Pak Tatang, begitu dia akrab disapa. Ia berharap, ada perhatian lebih dari Pemkab Cirebon, khususnya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dalam mensupport putra putri daerah, khususnya dalam bidang seni tari. Karena fakta membuktikan Cirebon bisa dikenal di tingkat nasional bahkan internasional salah satunya dari seni dan budaya.
Sedangkan Yusuf, guru tari Aisyah dari Sanggar Missmala menambahkan, bahwa ada pertimbangan khusus untuk menentukan seorang penari cocok sebagai penari Solo (single) atau penari grup.
“Pihak sanggar memiliki pertimbangan khusus dengan mengadakan seleksi tersendiri, kayaknya anak ini bagusnya di grup, nah yang ini lebih bagus untuk single. Jadi kita lihat performance anak terlebih dahulu baru bisa menentukan ke kategori mana. Nah untuk Aisyah, memang lebih cocok untuk perform sebagai single dancer,” jelasnya.
Ia pun berpesan kepada para tallent agar terus berkarya, mengasah kemampuan dan tidak cepat puas. “Jangan pernah lelah dalam berkarya. Karena kalau karya kita bagus, prestasi atau kejuaraan itu hanya bonus semata,” pungkasnya. (jay/adi/adv)
KLIK GAMBAR DIATAS UNTUK ULASAN LENGKAP INTERVIEW DENGAN AISYAH RANI AZZAHRA