SUBANG – Hamaren Education Center yang merupakan lembaga di bawah naungan Hamaren Group yang ada di Indonesia dan Jepang, secara langsung dapat mendidik, mengirim, menerima serta mengawasi pemagang secara intensif dan terarah.
Untuk itu, dalam melaksanakan kegiatannya, Hamaren bertekad menyiapkan sumber daya manusia yang kompeten agar peserta pemagang dapat beradaptasi dengan lingkungan kerja, terutama dunia industri Jepang. Hal tersebut juga didukung oleh Instruktur yang pernah menetap cukup lama di Jepang, sehingga menguasai budaya Jepang dengan baik. Seperti yang dilakukan di SMKN 2 Subang saat ini.
CEO & Founder Hamaren Group, Usman Naito menjelaskan, sistem pendidikan yang dilaksanakan di SMK itu mulai dari kelas 3. Masuk kelas 3 kita akan ada prekrutan, kemudian dari prekrutan itu tes yang cukup ketat mulai dari tes pengetahuan, matematika kemudian fisik, mental dan disiplin.
“Ya karena akan kita didik, kita adakan tes fisiknya itu semuanya, ada yang lulus kita akan masukkan ke dalam sekolah khusus. Kelas khusus ini akan mengajarkan dari pagi sampai siang, itu tetap sebagai kurikulumnya Kemendikbud. Siang sampai sore ada kurikulum yang meliputi bahasa Jepang, budaya Jepang maupun kompetensi. Ya kompetensi sesuai dengan kejuruannya masing-masing, kalau pertanian ya masuk pertanian, kalau di industri masuk sesi industri, misalkan cnc kompetensinya nanti cnc, atau nanti ada kompetensi yang lain, misalkan ngelas ya kita ajarkan ngelas juga,” paparnya di SMKN 2 Subang, Selasa (16/05/2023).
“Inilah bentuk kolaborasi kita antara dua industri dengan dunia pendidikan, sehingga anak-anak yang lulus dari SMK yang bekerjasama dengan kami ini akan menjadi SDM yang benar-benar unggul yang siap untuk terjun di dunia industri, khususnya kami akan kirimkan ke Jepang,” tambah Usman Naito.
Jadi, lanjutnya, anak-anak yang sudah masuk di dalam program, kita jamin nanti yang lulusan akan bisa berangkat ke Jepang.
“Nah, prosesnya bagaimana nanti 3 bulan sebelum kelulusan sudah kita mulai interview dengan perusahaan Jepang. Begitu diterima perusahaan Jepang, langsung kita uruskan visanya sehingga bisa berangkat ke Jepang. Dan tidak berhenti di situ, karena program pendidikan SDM kita ini jangka panjang, setelah lulus ke jepang,” ujarnya.
Dirinya juga mengatakan, di Jepang mereka magang tentunya mendapatkan upah yang sesuai dengan standar UMK setempat, dimana kalau siswa-siswa ini tidak ada yang digaji UMR, tetapi 3 persen di atas UMR.
“Siswa kami di sana magang sambil nanti mereka akan kuliah online di Binus University. Tentunya tidak semua, yang ingin kuliah kita fasilitasi karena kita bekerjasama dengan Binus University. Jadi, murid-murid kita berikan pengetuhan supaya mereka tidak hanya mencari uang di Jepang, tetapi mereka magang, mencari ilmu, mencari pengetahuan dan juga bisa menambah edukasinya dengan belajar di Binus University. Nah, setelah nanti 3 tahun ada perpanjangan lagi 2 tahun, jadi 5 tahun magang di Jepang. Kita harapkan mereka pulang ke Indonesia sudah mengantongi ijazah S1, sehingga setelah pulang mereka bisa mendapatkan 2 pilihan pulang ke indonesia bekerja di perusahaan-perusahaan Jepang ataupun membuka usaha yang sesuai dengan bidang yang dia pelajari karena sudah pernah kuliah mereka sudah punya ilmunya,” imbuhnya.
“Kemudian, dia sudah pernah kerja di Jepang dia sudah punya etos kerjanya di Jepang, saya kira ini akan menjadi sesuatu gebrakan bagi kemajuan masyarakat kita. Tentunya, mereka akan menjadi contoh bagi masyarakat di sekitarnya ketika kembali ke wilayahnya masing-masing,” sambung Usman.
Yang kedua, masih kata Usman Naito, ketika mereka ingin kembali ke Jepang tidak lagi mereka menjadi pekerja di level worker saja, tetapi bekerja di level yang tingkatannya lebih. Jadi, datang ke Jepang nanti tidak lagi sebagai pemagang, tidak lagi sebagai pekerja di pabrik, tetapi mereka bisa apply di level pekerja berskill, artinya mereka bisa apply di engineering.
“Ya kalau mereka lulusan dari misalkan dari teknik industri, Insya Allah nanti bisa kita carikan perusahaan-perusahaan Jepang yang bisa mempekerjakan mereka di level itu. Itu program yang kita bangun jadi ada 5 tahun. Setelah itu, mereka berharap bisa balik ke Jepang kalau belum lulus di Binusnya bisa kembali melalui specified skilled worker (SSW) sampai lulus, begitu lulus pulang dulu ke Indonesia, kembali lagi ke Jepang sebagai tenaga ahli, itu yang kita harapkan,” ucapnya.
Di samping itu, Usman mengatakan, sebenarnya Hamaren Group baru memulai mengirimkan pemagang itu di 2018, sehingga kalau dihitung 5 tahun kan 2023, itu sudah bekerja di perusahaan Jepang dimana dia magang dulu di Jepang tapi punya cabang di KIIC di Karawang, jadi dia direkrut menjadi karyawan tetap di tempat yang sama.
Selain menyiapkan SDM yang handal, terampil, mempunyai semangat yang tinggi dan mampu berkembang sesuai dengan tuntutan zaman serta menanamkan dan menerapkan disiplin dan sikap yang mencerminkan sebagai bangsa Indonesia.
Diantaranya dengan cara melakukan pelatihan fisik, pembentukan karakter dan kerohanian. Pelatihan pun dilakukan setiap hari. Hal ini untuk melatih kebiasaan mereka jika sudah berada di Jepang, terutama kesehatan.
“Ya, saya kira kesehatan yang kita maskud adalah bagaimana seperti kita mengikuti tes untuk di tempat-tempat yang membutuhkan fisik kuat, karena di sana ada 4 musim. Di Indonesia hanya 2 musim, sehingga ketika musim dingin ini membutuhkan tenaga yang luar biasa. Jadi, gak biasa gitu ya, makanya kita membutuhkan orang-orang yang sehat jasmani dan rohani. Pada dasarnya kami memberikan kesempatan bagi mereka yang tidak lulus karena kesehatan ataupun pengetahuan, mereka bisa ikut kembali, kecuali mereka gagal di tes psikologi. Kalau gagal tes psikologi, kami tidak bisa menerima kembali untuk melakukan tes ulang, jadi kita pilih anak-anak yang kuat, anak-anak yang cerdas, yang bisa kelak kita berharap mereka kembali ke negara kita, kembali ke wilayah masing-masing bisa menjadi contoh dan pemimpin di wilayah masing-masing,” katanya.
Jadi, kita harapkan tahun ini kita bisa meluluskan pemuda-pemudi kita. Untuk yang sudah siap, kita matchingkan dengan perusahaan Jepang.
“Dari selesai pandemi tahun kemarin, ya itu dibuka di Jepang. Kita sudah berhasil mematchingkan 500 lebih pemuda-pemudi kita untuk bisa matching dengan perusahaan Jepang,” ucapnya lagi.
Selain itu, untuk pelepasan di hari Jumat nanti, kita akan simbolis karena kita tidak mungkin mendatangkan dari Bali, dari Jawa Timur, mungkin kita akan lepas simbolis sebanyak orang. (Jar)