Home » Cirebon » Ciledug Butuh Flyover! Lalu Lintas Makin Ruwet & Rawan Laka

Ciledug Butuh Flyover! Lalu Lintas Makin Ruwet & Rawan Laka

CIREBON – Pasca gencarnya pembangunan industri di kawasan Cirebon Timur khususnya di sekitar Kecamatan Ciledug dan Pabedilan, membuat lalulintas di sana semakin padat dan ruwet. Terlebih jumlah kendaraan pun semakin hari semakin banyak. Kondisi tersebut jelas memperparah keadaan lalulintas di kawasan Cirebon Timur yang berbatasan langsung dengan Jawa Tengah dan Kuningan.

DALAM SEKEJAP LANGSUNG PADAT

Hal itu terpantau langsung redaksi JP saat melintas di Perlintasan kereta api Ciledug, Selasa (11/10/2022). Dalam beberapa menit saja, antrean kendaraan langsung mengular saat pintu Perlintasan kereta menutup.

Agar kemacetan dan kesemrawutan lalulintas yang berpotensi tinggi mengakibatkan kecelakaan, warga setempat dan pengguna jalan yang biasa melintas ke wilayah tersebut berharap pemerintah bisa membangun flyover guna mengurai kemacetan dan mengurangi tingkat kecelakaan lalulintas.

Sebagaimana diketahui, puncak kepadatan kendaraan sendiri berlangsung selama beberapa kali dalam sehari. Dimulai dari pagi hari saat jam kantor atau jam berangkat sekolah. Diilanjutkan saat siang aktifitas warga di hari, kemudian terjadi lagi pada sore hari atau saat jam pulang kerja. 

Kondisi tersebut belum termasuk dengan jumlah kereta api yang melintas yang diperikrakan berjumlah belasan kali dalam sehari.

Aliyah salah seorang pengguna jalan, warga Ciledug Tengah mengatakan bahwa dirinya berharap pemerintah segera mewacanakan pembangunan flyover, karena dia merasa waswas tiap kali melintasi jalan tersebut, seiring semakin banyaknya kendaraan. Bahkan diantara mereka banyak yang tidak mematuhi peraturan lalu lintas.

“Waswas mas setiap kali lewat sini, apalagi aktivitas saya mengajar selalu lewat di jalan itu dan seringkali terjebak macet saat ada kereta api yang melintas. Jadi seyogyanya sudah sangat layak jika flyover dibangun di Ciledug,” ungkap Guru SMP ini.

Hal senada juga disampaikan Khanafi, seorang pengguna jalan yang hampir setiap hari melintas di sana. Ia berharap, pembangunan flyover bisa menjadi rencana jangka pendek, bukan lagi jangka panjang. Hal itu mengingat kebutuhan infrastruktur pada kondisi yang semakin mendesak.

“Dulu-dulu jarang sekali saya dengar informasi kecelakaan lalulintas. Tapi makin ke sini seiring kendaraan yang makin banyak, seringkali saya melihat langsung kecelakaan lalulintas di jalur padat ini. Sudah waktunya dibangun flyover, atau minimal underpass seperti di Karawang atau Brebes,” harap pria yang akrab disapa Pak Ustad ini.

Sebagaimana diketahui, Lalu lintas kereta api di wilayah Kota Cirebon atau Daerah Operasi 3 Cirebon, merupakan yang tersibuk dikarenakan adanya doubel track sejak beberapa tahun lalu. Tak hanya itu, di setiap 7 menit sekali kereta api melintas sehingga menimbulkan kepadatan arus kendaraan.

Nah, lalu lintas di Cirebon Timur adalah cerminan kesibukan Kota Cirebon beberapa tahun lalu. Artinya perlu ada penyesuaian dan kesetaraan infrastruktur seiring kompleksitas kehidupan sehari-hari, tentunya demi rasa aman masyarakat. (jay/jp)

ANTREAN PANJANG KENDARAAN TERJADI SAAT KERETA API MELINTAS

One comment

  1. Seharusnya bukan membangun flyover tetapi menambah jalan baru agar masyarakat yang dari pabuaran atau dari arah waled yang mau ke losari dan ketanggungan tidak lewat pasar ciledug atau lewat depan stasiun. Solusinya membuat jalan baru dari arah kantor pos lurus ke utara menyeberang rel lansung sampai belakang atau samping terminal agar beban jalan utama tidak terlalu padat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*