Home » Cirebon » Ini Kata Sultan Keraton Kasepuhan, Soal Haul Pangeran Sutajaya Diterjang Angin

Ini Kata Sultan Keraton Kasepuhan, Soal Haul Pangeran Sutajaya Diterjang Angin

CIREBON – Pelaksanaan Haul Pangeran Sutajaya dan Pangeran Pengantin yang sempat diundur beberapa kali dan akhirnya hanya dilaksanakan separuh acara pada Senin (27/12/2021) siang dikarenakan terjadi angin puting beliung, mendapat tanggapan dari Sultan Keraton Kasepuhan dengan gelar Sultan Sepuh Jaenudin II Arianatareja alias Pangeran Kuda Putih.

FOTO BERSAMA TIM JP DALAM ACARA YANG DIHADIRI PANGERAN KUDA PUTIH (SULTAN KERATON KASEPUHAN)

Ditemui langsung oleh Tim JP usai acara yang dihadirinya, di Desa Sumbakeling, Kecamatan Pancalang, Kabupaten Kuningan, Minggu 14 Januari 2022, Pangeran mengatakan ada beberapa inti yang harus diperhatikan ketika akan menggelar haul sang leluhur dalam hal ini Haul Pangeran Sutajaya dan pangeran Pengantin. 

“Menggelar Haul itu harus dengan hati yang bersih, jangan ada konflik terjadi, jangan berburuk sangka sama saudara. Dengan adanya kejadian kemarin merupakan sarana untuk introspeksi, karena Cirebon dan Kuningan ini adalah tanah Kramat. Kita senantiasa harus saling Asah Asih dan Asuh antar saudara dan berpikirlah positif, karena hanya pelaku sejarah yang tercatat pada sejarah. Bukan pengamat sejarah, karena pengamat sejarah tidak tercatat dalam sejarah. Dan ada beberapa orang yang memilih menjadi pengamat sejarah yang belum tentu benar analisanya,” ungkap Sultan Sepuh Jaenudin II Arianatareja.

“Jadi, menyikapi kejadian alam pada haul Pangeran Sutajaya merupakan fenomena alam, dan semua itu menjadi kajian dan intropeksi para wargi yang ada disana,” ungkapnya.

Dikatakan Pangeran Kuda Putih, Cirebon dan Kuningan merupakan tanah wali, tanah keramat, seyogyanya kita harus hati-hati dan harus menjaga semuanya, baik hati maupun prilaku sikap kita. “Apalagi jika kita melakukan yang dilarang agama seperti minum-minuman keras ataupun maksiat, pastinya ganjaran akan kontan, karena kita percayai bahwa leluhur kita semua mengawasi kita semua,” ulas Sultan.

Pihaknya juga meminta para pihak yang terkait dalam acara haul sesepuh guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. “Ketika mau bicara Haul di makam leluhur ada beberapa hal yang harus dipastikan. Pertama, yakin tidak bahwa itu makannya. Kalau saya memang belum melihat langsung (Makam Pangeran Sutajaya-red). Kedua, yang melakukan hal itu benar turunan atau bukan. Kalau sifatnya mengaku-ngaku, segala macam, ini akan bermasalah. Pasti ada kemungkinan alam pun turut bersuara. Kemudian mungkin tidak, ada keturunan yang jauh lebih berhak untuk menggelar haul disana, atau mungkin ada yang selama ini kita lupa, baik sesepuhnya kah, baik dari jalur yang terdekatnya kah, nah itu harus dikaji. Dan terakhir, bagaimana melakukan haul itu dengan cara yang baik,” ulasnya.

Sementara itu, ketika ditanya apakah Pangeran Kuda Putih memiliki rencana untuk melakukan kunjungan atau ziarah kubur ke Makam Pangeran Sutajaya di Kecamatan Gebang, Ia mengaku sekarang bukan saat yang tepat. ”Insya Allah, sebenarnya ingin selaturahim ke sana, hanya saja kondisinya sekarang belum tepat, karena sedang terjadi gejolak di Keraton,” pungkasnya. 

Sebagaimana diketahui, Santana Kesultanan Cirebon melakukan Deklarasi Pangeran Kuda Putih sebagai Sultan Keraton Kasepuhan dengan gelar Sultan Sepuh Jaenudin II Arianatareja, Senin (27/12/2021) tepat di hari saat acara Haul Pangeran Sutajaya berlangsung. Pengukuhan Sultan Sepuh Jaenudin II Arianatareja berlokasi di Masjid At Tin, Komplek Objek Wisata, Sidomba, Desa Peusing, Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan.

“Deklarasi ini untuk mengukuhkan Pangeran Kuda Putih sebagai Sultan Keraton Kasepuhan,” kata Sekretaris Buhun SKC, Raden Hamzaiya. Deklarasi ini, juga mengukuhkan struktural Keraton Kasepuhan, diantaranya Pangeran Kuda Putih sebagai Sultan Keraton Kasepuhan bergelar Sultan Sepuh Jaenudin II Arianatareja. Kemudian Pangeran Muhammad Subagyo sebagai Patih Sepuh Keraton Kasepuhan dan Raden Hamzaiya sebagai Pangeran Komisi Keraton Kasepuhan.

Dijelaskan, deklarasi dilaksanakan sebagai langkah awal agar wargi Dzuriah yang terhimpun di Santana Kesultanan Cirebon lebih efektif bergerak. Terutama untuk pembenahan pengelolaan Keraton Kasepuhan. (jay/adi)

SIMAK WAWANCARA LENGKAPNYA PADA TAUTAN DI BAWAH INI:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*