KUNINGAN – Sukses besar! Itulah ungkapan yang paling pas diberikan pada Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Desa Sumbakeling, Kecamatan Pancalang, Kabupaten Kuningan, yang telah berhasil melakukan uji coba penggunaan pupuk organik cair yang diurai dari sampah rumah tangga. Hal ini terungkap dalam acara seremoni penyerahan hadiah bagi para pemenang (peserta pelatihan) penguraian pupuk organik di kantor Desa Sumbakeling, Minggu 16 Januari 2022.

Sebelumnya, ada sekitar 50 peserta yang mengikuti pelatihan dari LPM Desa Sumbakeling dan Kelompok Masyarakat Bangkit Bersama dalam kegiatan ‘Pengembangan Sarana dan Prasarana Mikro, Kecil, Menangah dan Koperasi’, Minggu (10/10/2021). Baca berita Terkait: Pertama Di Kuningan! LPM Desa Sumbakeling Sulap Sampah Rumah Tangga Jadi Pupuk Organik
Atas kesuksesan dari uji coba ini, sejumlah pihak menyampaikan testimoninya dalam wawancara ekslusif dengan Tim JP. Ulasan lebih lengkapnya bisa disimak dichannel YouTube JPNEXT TV dengan klik gambar/tautan dibawah ini:
Berikut rangkuman kesan dan pesan dari para narasumber atas kesuksesan yang telah digagas oleh Kang Eem (Ketua LPM Sumbakeling) dan Ir. I. Ketut Sukanata MM MBA selaku Mentor.

Pangeran Heru Arianatareja (Sultan Kasepuhan Cirebon)
Ia menjelaskan bahwa program ini Ia ketahui sekitar setahun lalu dari Raden Eem. “Ini merupakan terobosan luar biasa dari putra daerah yang bisa menemukan sebuah penemuan guna menyelesaikan polemik sampah,” katanya. Ia bahkan memprediksi dalam satu tahun ke depan program ini akan menjadi prestasi yang luar biasa dan jadi sorotan nasional. “Mungkin Camat Pancalang akan bilang bahwa Kecamatan Pancalang tidak pernah mengirimkan sampah ke TPA, karena sudah selesai ditingkat rumah tangga. Jelas ini akan jadi sorotan nasional bahkan di luar negeri pun akan minta solusi tentang masalah sampah ini,” tandasnya.
Pihaknya juga bertekad ‘turun gunung’ untuk mensosialisasikan program ini kepada para pemangku kebijakan mulai dari aparat desa kecamatan, bupati, anggota dewan dan lainnya utk konsen mensosialisasikan program ini. “Buat sebuah program agar terencana dgn baik. Dan yang utama adalah memberikan sosialisasi kepada masyarakat,” ungkap Pangeran Kuda Putih.

Camat Argapura – Kab Majalengka (Wawan Kurniawan)
Menurut Camat Argapura, dua masalah yang tidak bisa dipisahkan adalah air dan sampah. Itulah yang menjadi niatannya tandang ke Desa Sumbakeling untuk belajar. Bahkan Pak Camat yang dikenal visioner ini sudah melakukan analisa langsung dengan bertanya kepada sejumlah warga terkait pemanfaatan sampah yang diolah menjadi pupuk organik ini.
“Selama ini sampah bukan diolah melainkan hanya dipindahkan. Bahkan ketika dibakar pun akan timbul masalah lain,” tandasnya. Ia juga sudah mengundang pihak kelurahan, petani, dan warga bahkan mengumpulkan satu desa beserta perangkat terkait, LPM, tokoh masyarakat di Argapura, untuk menyampaikan info Pupuk dari Sumbakeling ini.
Di sisi birokrasi, ia juga menegaskan akan memfollow up inovasi ini kepada para pihak terkait baik Bupati, Wakil Bupati Majalengka, Anggota DPRD, bahkan pada Selasa besok pihaknya akan menggelar rapat bersama empat SKPD guna membahas kabar gembira ini.
“Pengolahan sampah menjadi pupuk untuk diterapkan di Majalengka saya sudah ngobrol dengan beberapa anggota dewan. Bahkan pak Wabup sudah menantang saya tentang ini. Dan hari Selasa besok saya undang Dinas Pertanian, Dinas Lingkungan Hidup, Disperindag, Dinas Ketahanan Pangan, untuk membahas masalah sampah dan program ini,” ulasnya.

Sekcam Pancalang – Kab Kuningan (Iman Firmansyah)
Hadir mewakili Camat Pancalang, Iman Firmansyah menyampaikan apresiasi setinggi tingginya kepada Kang Eem sebagai Inisiator dari program ini. Menurutnya metode pupuk organik ini tidak hanya bisa dikembangkan di Sumbakeling saja melainkan bisa diterapkan hingga ke provinsi bahkan tingkat nasional. Pihaknya juga berjanji akan memberikan sosialisasi ke desa-desa lain di Kecamatan Pancalang.
“Semoga desa lain bisa ikut mengaplikasikan. Tidak hanya di bidang sampah yang diolah jadi pupuk saja, tetapi ada juga produk lokal yang bisa dikembangkan. Ia juga mengaku sangat terkesan dengan adanya kedatangan tamu dari daerah lain karena tertarik dengan inovasi yang ada di Sumbakeling. “Kalau daerah lain saja semangat mengapa kita tidak semangat. Dengan semangat saya yakin Pancalang akan lebih maju lagi,” tandasnya.

Ketua BPD Sumbakeling (Dudung)
Temuan Kang Eem bersama rekan rekan juga disikapi positif oleh Ketua BPD Sumbakeling. Ia mengucapkan terima kasih atas uji coba pupuk organik cair dari sampah rumah tangga ini. “Mudah-mudahan jangan putus sampai di sini. Terus gencarkan sosialisasi ke masyarakat agar masyarakat merasakan manfaatnya. Kesuksesan program ini harus disupport juga oleh masyarakat, Pemdes, dan semua pihak, terutama dalam faktor Permodalan,” katanya.
“Insya Allah tahun 2022 ini akan diajukan kembali dari dana desa untuk bidang pemberdayaan masyarakat dan semoga untuk produksi pupuk cair ini bisa bekerjasama dengan Tim Penggerak PKK. Saya yakin jika kita bersama-sama saling mensupport maka Desa Sumbakeling bisa menjadi Pioneer untuk nasional,” jelas Dudung.

Kang Eem (Ketua LPM Sumbakeling)
Selain Inisiator dari program “Pupuk Sumbakeling” ini, Nurlaksana alias Kang Eem juga dikenal sebagai inspirator bagi masyarakat baik di Kuningan maupun luar Kuningan, karena telah berhasil menemukan berbagai temuan yang bermanfaat. Terlebih background-nya sebagai herbalis juga telah menebar kemanfaatan bagi masyarakat sejak lama.
Terkait produk pengolahan sampah rumah tangga menjadi pupuk cair ini, ia berharap tidak hanya diterapkan di Desa Sumbakeling saja tetapi desa desa lain pun bisa menghasilkan hal serupa. “Insya Allah penemuan ini bisa bermanfaat untuk Kuningan, Jawa Barat, bahkan untuk Indonesia. Adanya respon cepat dari daerah lain bukan berarti Pemkab Kuningan tidak mendukung, hanya waktunya saja yang belum tepat. Saya yakin Bupati Kuningan akan datang langsung ke Sumbakeling untuk meninjau dan mendalami temuan ini,” ujar Kang Eem.
Terkait pola pemasaran lintas daerah Ia menjelaskan bisa dilakukan dengan pola barter sesuai dengan kebutuhan. Adapun pola sosialisasi akan dilakukan dari desa ke desa secara estafet sudah dilakukannya. “Karena meskipun bidang nya hanya sampah, tapi langkah ini sebagai bentuk bela negara,” tegasnsya.
Terakhir Kang Eem berharap Pemkab Kuningan bisa mendukung riset ke depan, karena selama ini Ia menggunakan biaya sendiri untuk riset. “Masalah riset ini tidak mudah dan tidak murah, semoga ke depan Pemkab Kuningan bisa mensupport riset yang kami lakukan,” harapnya.
Diluar bidang pertanian Ia juga memiliki impian di bidang kesehatan yakni berdirinya Rumah Sakit Herbal di Kuningan. “Karena alam Kuningan memang sangat cocok untuk pengobatan, terapi, dan sejenisnya. Jika RS Herbal ini berdiri diharapkan tidak hanya Indonesia saja yang berkunjung ke Kuningan melainkan juga dari Mancanegara,” pungkas Kang Eem. (jay/adi)
GALLERY FOTO PENYERAHAN HADIAH PADA ACARA UJI COBA PUPUK ORGANIK SUMBAKELING