Home » Bekasi » Bersiap Hadapi Bencana Hidrometeorologi, Camat Muaragembong Amankan 9 Titik Rawan

Bersiap Hadapi Bencana Hidrometeorologi, Camat Muaragembong Amankan 9 Titik Rawan

BEKASI – Musim penghujan sudah dimulai menjelang akhir tahun 2021 ini. Berbagai potensi bencana bisa terjadi pada musim ini seperti yang terjadi pada tahun sebelumnya. Diantaranya adalah Bencana hidrometeorologi.

“Sedikitnya ada sembilan titik rawan banjir akibat tanggul jebol karena debit air Kali Citarum meluap saat musim hujan tiba,” kata Camat Muaragembong Drs. H. Lukman Hakim ketika dihubungi jabarpublisher.com untuk mempertanyakan kesiapan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi yang biasa terjadi pada menjelang musim penghujan tiba, Sabtu (27/11/2021).

Untuk diketahui, bencana hidrometeorologi adalah bencana yang dipengaruhi oleh faktor cuaca seperti banjir, longsor, hingga puting beliung.Bencana hidrometeorologi sangat ditentukan dari kondisi cuaca, apalagi saat ini Indonesia memasuki musim hujan yang puncaknya diperkirakan terjadi pada Januari-Februari tahun depan. Ditambah juga dengan fenomena La Nina yang saat ini aktif di Samudera Pasifik.

Camat Muaragembong, Drs. H. Lukman Hakim

Pria yang pernah menjabat Kepala Bidang Pasar itu menjelaskan, sembilan titik lokasi sepanjang bantaran Kali Citarum diprediksi tidak mampu menahan kenaikan debit air saat musim hujan. Untuk itu pihaknya bekerjasama dengan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan Balai Besar Wilayah Sungai Citarum (BBWSC) melakukan antisipasi dengan menambah ketinggian tanahnya dan ditambah pemasangan pagar bambu sebagai pembantu kekuatannya.

“Titiknya ada di Desa Jayasakti, Pantai Bahagia dan Desa Pantai Bakti. Kita kerjakan selama satu bulan bareng dengan warga desa,” tambahnya.

Sejak dirinya menjabat sebagai Camat Muaragembong, kata Lukman sapaan akrabnya, penanggulangan banjir yang kerap terjadi di wilayahnya adalah salah satu prioritas utama. Dia menghimbau kepada semua stakeholder dan unsur-unsur relawan atau komunitas agar siap siaga dalam rangka penanggulangan bencana di wilayah Kecamatan Muaragembong untuk menghadapi bencana hidrometeorologi sebab BMKG memprediksi puncaknya terjadi pada Desember 2021 hingga Februari 2022.

“Kita mesti lebih siap, siaga, dan andal dan memiliki pengetahuan yang memadai menghadapi bencana, yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Masyarakat dapat memitigasi titik evakuasi dan perlindungan yang dinilai paling aman dan meminimalisir terjadinya korban. Selain itu, masyarakat diharapkan meningkatkan kesadaran, kewaspadaan, dan kesiapsiagaan bencana,” paparnya.

Lukman menjelaskan, sedikit yang berpikir, kenapa dan apa yang menyebabkan banjir? Sebagian banyak orang berpendapat banjir adalah fenomena alam. Banjir datang ketika musim penghujan, memang tidak salah, akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa perilaku beberapa masyarakat juga dapat menyebabkan terjadi banjir seperti membuang sampah sembarangan, membangun bangunan di pinggiran kali, dan lain sebagainya.

“Oleh sebab itu, mari pertahankan dan senantiasa tingkatkan partisipasi semua komponen. Sebab pada hakikatnya bencana secara proporsional adalah bersama untuk kemanusiaan. Kolaborasi pentahelix harmonis antara pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi, Relawan dan insan pers akan menguatkan tercapainya tujuan sebagai Kecamatan Muaragembong yang tangguh bencana,” pungkasnya. (Red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*