CIREBON – Lama tak terdengar kabarnya, akhirnya Tim JP menyambangi Desa Ambulu, Kec Losari, Kab Cirebon, guna mempertanyakan terkait progres rencana Kawasan Industri yang cenderung tak terlihat. Mengingat di Kecamatan tetangga yakni Pabedilan, geliat pembangunan sektor industri di sana lebih nyata seperti halnya PT. Long Rich di Desa Sidaresmi, Kec Pabedilan, Kab Cirebon yang bangunannya sudah berdiri mentereng dan sudah mulai melakukan beraktifitas.
Ditemui tim redaksi di Kantor Desa, Kuwu Ambulu Sunaji, Senin (4/10/2021) menjelaskan bahwa saat ini pihaknya tengah menunggu tahapan Perda RDTR (Rencana Detail Tata Ruang).
Sebagaimana diketahui, Kecamatan Losari mengajukan lebih dari 2000 hektar lahan untuk dijadikan lahan kawasan industri yang tersebar di empat desa dari total 10.000 lahan industri se-Kab Cirebon. Salah satu desa terbanyak menyediakan lahan adalah Desa Ambulu yang mencapai 700 hektar.
“Sedang menunggu RDTR. Info terakhir yang masuk ke saya, katanya Oktober ini selesai (RDTR-nya). Jadi soal kelanjutan pembangunan Desa Ambulu menjadi Kawasan Industri, sebagai kuwu saya kembalikan lagi kepada investor dan warga saja,” ungkapnya. Kuwu menjelaskan, meski riak-riak pembangunan kawasan industri masih belum nampak, namun sudah banyak investor yang datang dan berencana invest di Desa Ambulu.
“Sudah banyak yang datang, sampai-sampai saya sendiri tidak hafal nama-nama PT nya. Kalau dari warga tidak sedikit yang mau menjual tambaknya karena karena dinilai tidak produktif,” imbuh Sunaji.
Hal ini dibenarkan Nimatul Maula, salah seorang mahasiswi yang sedang menggelar KKN di sana. “Selama KKn di sini saya sering mendapat keluhan dari warga soal lahan mereka yang tidak produktif. Para pemilik tambak mengaku ingin menjual lahan mereka. Masyarakat juga mengharapkan bagaimana menciptakan lapangan kerja baru. Mereka berpendapat dengan menjual lahannya maka akan menambah nilai kemanfaatan dan lapangan kerja baru,” terangnya ditemui JP ditempat yang sama.
Sebagai tambahan informasi, Zona Industri di Kabupaten Cirebon mencapai 10 ribu hektar. Tersebar di beberapa kecamatan. Wilayah Barat Cirebon dan Wilayah Timur Cirebon (WTC). Jumlah tersebut ditetapkan melalui Perda RTRW tahun 2018-2038. Sebagaimana disampaikan Sekretaris Badan Perencanaan Penelitian Pembangunan Daerah (Bappelitbangda) Kabupaten Cirebon, Suratmo beberapa waktu lalu.
Untuk kawasan peruntukan Industri Agro meliputi Kecamatan Sedong, Greged, Lemahabang, Pasaleman dan Kecamatan Astanajapura. Namun, ada Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) dari sudut pandang pertumbuhan ekonomi. “Kecamatan Plered, masuknya KSK Industri Sentra Batik Cirebon. Yakni Kecamatan Plered, Weru dan Ciwaringin. KSK itu juga meliputi Industri dan Pergudangan Wilayah Barat, di Kecamatan Gempol, Susukan, Kaliwedi, Ciwaringin dan Kapetakan. Sementara di WTC (Wilayah Timur Cirebon) meliputi Kecamatan Mundu, Astanajapura, Pangenan, Gebang, Losari, Pabedilan dan Greged. (jay)