CIREBON – Sedikitnya 10 pangkalan elpiji 3 kilo atau elpiji melon menggeruduk agen bernama PT Setia Lancar Energi yang ada di Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Sabtu (24/4/2021). Mereka kompak datang ke sana guna menuntut hak mereka yakni pengembalian uang pendaftaran sebesar 45 juta per pangkalan yang tak kunjung cair pasca menyatakan mundur dari keanggotaan agen.
Raut wajah cemas terpancar jelas di benak para pemilik pangkalan elpiji yang menyatakan undur diri tersebut. Mengingat kedatangan mereka ke sana itu merupakan kedatangan yang kesekian kali tanpa adanya realisasi penyerahan uang.
“Intinya kami menuntut hak kami, uang sebesar Rp 45 juta yang kami titipkan saat pendaftaran itu dikembalikan seutuhnya. Ini sudah ke sekian kali kami ke sini dan dijanjikan, tapi belum ada realisasi,” tegas Amir, Pemilik pangkalan di Desa Gebangkulon mendampingi istrinya Risnenti, Sabtu sore.
Dari pantauan jabarpublisher di lokasi, pihak agen terkesan memperlambat alur pencairan uang tersebut. Padahal sebelumnya sudah dijadwalkan bahwa uang akan diberikan secara penuh pukul 13.00 siang. Namun hingga menjelang buka puasa, uang yang dijanjikan itu belum juga datang karena harus mengambil terlebih dahulu di tempat lain. Pengambilan dilakukan oleh H. Darsono selaku Humas PT Setia Lancar Energi.
Begitu pula dengan surat perjanjian, kuitansi, dan berita acara, semuanya mendadak dibuat dan terjadi beberapa kali revisi juga kesalahan penulisan khususnya pada surat berita acara yang dibuat oleh agen elpiji tersebut.
Saat diwawancarai, para pemilik pangkalan tersebut sedianya ingin menemui sang owner yakni H. Hasyim. Namun disampaikan sejumlah karyawan PT, bahwa Hasyim sedang berada di Jakarta dan baru pulang pada hari Rabu mendatang.
Akhirnya sekitar pukul 19.00 pihak agen dan pangkalan sepakat mencairkan DP uang pendaftaran sebesar 26 juta terlebih dahulu per pangkalan. Sedangkan sisanya yakni Rp 19 juta akan dilunasi oleh pihak agen pada Kamis tanggal 29 April mendatang.
“Dalam poin ketiga di berita acara disebutkan bahwa akan ada rincian dari manajemen dan disepakati pangkalan apabila ada pemotongan. Harusnya bisa dirinci langsung oleh admin atau pihak PT. agar bisa cepat selesai dan tidak multi tafsir. Misalnya seperti saya, dikurangi jumlah tabung sebanyak 50 tabung. Dan sisanya dituliskan di kolom surat perjanjian,” ungkapnya.
Namun karena waktu sudah semakin larut dan belum ada kata sepakat, akhirnya sepuluh pemilik pangkalan terpaksa menerima DP dulu dan akan dilanjutkan pelunasannya pada Kamis 29 April mendatang.
Para pemilik pangkalan berharap Kamis mendatang tidak lagi terjadi kendala teknis sehingga menjadikan pencairan kembali ngaret dan berlarut-larut. “Harapan kami, hari kamis nanti semuanya beres dan tidak ada kendala. Mohon bisa belajar dari pengalaman hari ini,” tegas Amir yang juga ditunjuk sebagai jubir dari sepuluh pangkalan.
Hingga akhir acara penyerahan DP, Humas PT. Setia Lancar Energi, Darsono turut mendampingi sebagai perwakilan dari manajemen. “Kasih kesempatan kepada yang lain kalau bapak kan sudah jelas tinggal potong tabung saja,” ungkap Darsono kepada Amir di depan media. Ia pun berharap polemik yang terjadi itu bisa segera selesai dan tidak berlarut-larut.
Untuk diketahui, ada pula pangkalan yang baru saja bergabung dan belum menerima tabung tetap ingin menyatakan keluar. Dengan kondisi seperti itu, jelas Ia akan menerima penuh uang pendaftaran yang sebelumnya diserahkan kepada pihak agen.
Sementara itu, admin PT Setia lancar energi saat ditanya JP terkait kepastian agenda hari Kamis, apakah para pangkalan akan ditemui langsung oleh Hasyim sebagai owner atau tidak, Ia tidak bisa memastikannya. Begitu pula saat JP mempertanyakan hal itu kepada Darsono Ia pun hanya tersenyum ragu. Namun pihak pangkalan meyakini bahwa Hasyim tidak akan datang dan akan kembali mewakilkan pelunasan tersebut kepada karyawannya. “Gak mungkin datang, gak akan berani kang,” cetus senumlah Ibu-ibu pemilik pangkalan secara bersamaan. (tim/jp)