MERESPON temuan yang menyebut bahwa lebih dari 90 persen pelajar di Kota Depok hilang keperawanan, Komnas Perempuan mendorong sekolah mengadakan pendidikan seksual yang lebih komprehensif.
Komisioner Komnas Perempuan Alimatul Qibtiyah mengatakan dorongan ini menjadi penting, terlebih hasil survei Komnas Perlindungan Anak yang menyatakan 93,8 persen dari 4.700 siswi SMP/SMA di Depok, Jawa Barat, yang mengaku pernah berhubungan seksual.
“Karena perilaku berisiko yang sering dilakukan relasi pacaran kalau terjadi, dampak terburuk yang diemban pada perempuan, karena adanya kehamilan yang tidak diinginkan,” katanya Senin (28/12).
Selain kehamilan, Alim mengatakan ada banyak perkara hubungan lawan jenis yang perlu dipahami siswa dan siswi di usia remaja. Termasuk menghindari kekerasan dalam pacaran sampai hubungan yang tidak sehat.
Dalam kasus-kasus tertentu, menurutnya, perempuan kerap kali menjadi pihak yang paling dirugikan. Misalnya ketika siswi yang hamil kemudian dikeluarkan dari sekolah, sehingga pemenuhan haknya terhambat. Dampak-dampak ini, kata dia, perlu dipahami siswa dan siswi.
Sementara menurut pemahamannya sebagai ahli di bidang kajian gender dan pendidikan seksualitas, masyarakat Indonesia masih menganggap pendidikan seksual di sekolah artinya mendorong kegiatan seksual aktif.
Padahal menurut riset yang dilakukan di negara dengan pendidikan seksual di sekolah, sambung Alim, siswa dan siswi cenderung mengurungkan niat melakukan hubungan seksual setelah mendapat pengetahuan yang komprehensif.
“Ketika anak mendapat pendidikan seksual, justru mereka akan semakin menunda [aktivitas] seksual aktifnya. Lah ini yang kadang-kadang agak susah untuk dipahami,” ujarnya.
Menurutnya, anak di bawah umur yang melakukan hubungan seksual justru umumnya karena tidak memiliki pendidikan terhadap dampak dan risiko yang dapat ia alami, baik secara sosial, budaya, norma dan agama.
Ia menjelaskan pendidikan seksual komprehensif yang dimaksud meliputi hubungan seksual dan risikonya, cara berkomunikasi yang baik, kesadaran akan industri seks dan pornografi, sampai cara berhubungan yang sehat dan setara.
Sebelumnya, Komnas Perlindungan Anak mengungkap hasil survei terhadap siswi SMP/SMA di Depok setelah anggota DPR Komisi VIII Fraksi PKS, Nur Azizah Tahmid mengatakan 70 persen siswi SMP di Kota Depok telah berhubungan seksual.
“Jadi sebenarnya lima tahun yang lalu survei Komnas PA menemukan 93,7 persen anak SMP dan SMA itu mengaku sudah tidak perawan lagi. Jadi apa yang dikatakan oleh kader PKS itu dibenarkan data lima tahun lalu dan kita sudah umumkan itu,” katanya, dikutip dari situs resmi Komnas PA.
Survei tersebut juga mengungkap 97 persen responden mengaku pernah menonton pornografi. Survei dilakukan di beberapa wilayah pada lima tahun lalu. (red/bug)
bokep