CIREBON – Sebagai sosok pemimpin yang bertanggung jawab dan amanah, Kuwu Pabuaran Lor Hery Castari selalu menyikapi dengan cepat apapun fenomena yang terjadi di lapangan. Salah satunya saat ia mendapat kabar bahwa Pemdes-nya dituding telah melakukan penyunatan bantuan pelaku usaha mikro (BPUM) sebesar Rp Rp400.000 di desanya yang berujung pada pelaporan.
Hery didampingi sejumlah perangkat desa mendatangi sejumlah penerima bantuan tersebut secara acak, Kamis (3/12/2020). Dan hasilnya diperoleh bahwa tak ada satupun penerima bantuan yang merasa telah diminta oleh oknum perangkat desa atau disunat oleh petugas seperti yang disebutkan.
Hal ini seperti disampaikan oleh Ro’i, seorang Pedagang sekaligus penerima Dana BPUM kepada JP. “Sama sekali tidak ada pemotongan pak. Saya menerima utuh Rp2.400.000. Kalaupun ada, itu bukan pemotongan, tapi inisiatif saya sendiri karena saya sudah dibantu, alakadarnya saja, sekedar untuk beli rokok,” ungkap pedagang bensin eceran itu. Begitu juga dengan Titin penerima BPUM lainnya. “Alhamdulillah, nggak ada pemotongan sepeserpun. Saya menerima utuh bantuan itu Rp 2,4 juta dengan dibantu pihak desa. Uangnya sudah saya pakai untuk menambah modal usaha warung saya Pak,” ujarnya kepada JP.
Begitu pula ketika JP mendatangi tiga penerima sekaligus yakni Castro, Kenah dan Lina. Ketiganya bahkan dengan antusias dan semangat menepis kabar sumir itu. “Enggak ada, enggak ada pemotongan sama sekali. Kalaupun ada, itu bukan dipotong, tetapi saya yang ngasih sendiri, sebagai ungkapan terima kasih saja untuk beli rokok, bukan karena diminta. Karena sama sekali tidak ada petugas yang berani meminta,” tegas Castro.
Senada dengan Lina yang justru
menyampaikan rasa terima kasihnya kepada pemerintah Desa Pabuaran Lor yang sudah membantu proses penyaluran bantuan via Bank BRI. “Saya malah berterima berterima kasih sekali karena telah diajukan menjadi penerima bantuan. Jadi tidak harus pinjam modal lagi ke bank keliling. Jadi saya bisa usaha tanpa harus mikirin cicilan,” ujar pengusaha lontong itu.
Sementara itu, Kuwu Pabuaran Lor Hery Castari saat dikonfirmasi usai melakukan kroscek kelapangan mengaku kaget atas kabar yang di letupkan tersebut. “Demi Allah, demi Rasulullah, saya bersumpah bahwa saya tidak pernah menyuruh petugas saya untuk memotong bantuan itu. Bantuan tersebut merupakan hak masyarakat sebagai bentuk perhatian pemerintah kepada masyarakat khususnya di Desa Pabuaran Lor, sehingga harus diterima dengan utuh. Jadi saya tegaskan bahwa kabar itu tidak benar dan merugikan kami sebagai aparatur di desa,” ungkap kuwu yang juga mantan Anggota Polri ini.
Sebelumnya, Hery juga telah melakukan rapat internal guna mengkroscek satu persatu perangkat desanya atas tuduhan tersebut. “Tapi setelah saya kroscek, sama sekali tidak ada pemotongan dan memang fakta di lapangan juga demikian. Jika memang ada (pemotongan) siapa orangnya, siapa juga penerima bantuan dipotong itu? Tunjukkan dong kepada kami agar bisa kami beri sanksi tegas,” tandas Hery.
Kuwu Pabuaran Lor juga mengaku siap bilamana aparat penegak hukum dalam hal ini Kejaksaan Kabupaten Cirebon turun guna mempertanyakannya secara langsung polemik tersebut. “Saya siap dan sangat berterima kasih bilamana ada penegak hukum yang turun ke masyarakat. Dan bilamana terbukti ada anggota saya yang memotong, akan saya tuntut karena saya merasa telah dicemarkan. Sekali lagi, saya tidak pernah menyuruh atau meminta agar perangkat desa melakukan pemotongan bantuan,” pungkas Heri dengan nada yakin. (jay/adi)