JAKARTA – Beberapa hari terakhir gelombang pemudik begitu ramai. Di Jawa Barat, kota yang ramai pemudik adalah Majalengka dan Sumedang. Para pemudik ini rata-rata merantau di wilayah yang terjangkit virus corona seperti Bekasi, Jakarta dan Bogor.
Menyikapi fenomena itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar para gubernur dan kepala daerah lebih tegas untuk membatasi perpindahan orang dari satu tempat ke tempat lain untuk mencegah penyebaran virus corona (Covid-19).
“Saya melihat sudah ada imbauan dari tokoh-tokoh dan gubernur kepada perantau di Jabodetabek untuk tidak mudik, dan ini saya minta untuk diteruskan dan digencarkan lagi, tapi menurut saya imbauan seperti ini juga belum cukup. Perlu langkah yang lebih tegas untuk memutus rantai penyebaran COVID-19 ini,” ujar Presiden Jokowi saat rapat terbatas antisipasi mudik Lebaran melalui siaran langsung di channel YouTube Sekretariat Presiden, Senin (30/3/2020).
Lebih lanjut, Presiden Jokowi menyampaikan bagi para warga yang terlanjur mudik agar meminta kepala daerah setempat meningkatkan lagi pengawasannya. Langkah itu penting untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.
“Untuk warga terlanjur mudik saya minta gubernur, bupati dan wali kota meningkatkan pengawasannya, pengawasan di wilayah masing-masing sangat penting sekali,” ucap Jokowi.
Presiden Jokowi mengatakan, pergerakan arus mudik sudah mulai terjadi selama 8 hari terakhir. Dia menyebut, sekitar 876 bus antarprovinsi sudah melayani para pemudik dengan total 14 ribu.
“Laporan yang saya terima dari Gubernur Jawa Tengah, Gubernur DIY, pergerakan arus mudik sudah terjadi lebih awal dari biasanya dan sejak penetapan tanggap darurat di DKI Jakarta telah terjadi percepatan arus mudik terutama dari para pekerja informal di Jabodetabek menuju ke provinsi Jawa Barat, provinsi Jawa Tengah, dan DIY, serta ke Jawa Timur,” katanya.
Diketahui, hingga Minggu (29/3/2020), total pasien positif terinfeksi virus corona sebanyak 1285 kasus, 114 meninggal duni dan 64 orang sembuh.
Jokowi juga meminta program social safety net atau program jaring pengaman sosial agar pelaksanaanya dipercepat.
Menurut Jokowi, banyak orang saat ini mudik lebih awal karena tidak memiliki penghasilan di ibu kota.
“Saya lihat arus mudik dipercepat bukan karena faktor budaya tapi terpaksa. Banyak pekerja informal di Jabodetabek terpaksa pulang kampung karena penghasilannya menurun sangat drastis atau bahkan hilang,” katanya. (red)