CIANJUR – Ini, ada di Desa Sukaratu, Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur. Di desa ini, kondisi rumah demikian tak hanya satu, melainkan tiga unit. Dan semuanya dihuni oleh manula. Tiga rumah yang kondisinya memprihatinkan iniberada tak jauh dari saluran irigasi yang airnya tak mengalir.
Rumah pertama yang sudah dalam posisi miring dihuni oleh seorang nenek Ineung (70) yang tinggal bersama dengan cucunya, Fani (10).
Kondisi rumahnya cukup memprihatinkan. Genteng bagian atapnya doyong tak beraturan, dinding rumah yang terbuat dari bilik sudah pada bolong.
Ineung tinggal bersama cucunya setelah kedua orangtua Fani meninggal karena kecelakaan.
Ineung dan Fani sehari-hari hanya mendapat belas kasihan dari para tetangganya. Ia mengaku tak mendapat BPNT demikian halnya dengan bantuan sekolah untuk Fani.
“Saya sedang menanak nasi,” ujar Ineung sambil masuk kembali ke dapur berlantai tanah di bagian belakang rumahnya, Senin (23/3/2020).
Cucunya, Fani, baru saja pulang dari bermain. Ia bersekolah di SD Karyajaya tak jauh dari kampungnya.
“Beginilah sehari-hari, saya menunggu belas kasihan para tetangga,” kata Ineung.
Rumah kedua, dihuni oleh Eli (50). Dia tinggal sendiri setelah ditinggal pergi suami. Rumahnya, ambruk setengah.
Rumah ketiga, dihuni oleh pasangan Odah (65) dan Omon (80) di Kampung Cibiuk RT 01/09, Desa Sukaratu.
Bagian belakang rumah yang dihuni kedua lansia ini juga sudah roboh. Kayu lapuk dan bambu terlihat di bagian belakang rumah.
Warga dan tokoh masyarakat setempat, tidak tinggal diam. Selain setiap hari secara bergiliran memberikan bantuan ala kadarnya, mereka juga sudah beberapa kali mengajukan bantuan kepada pemerintah. Namun, hingga sekarang belum juga mendapat respon.
“Rumah-rumah ini sudah lama kami ajukan perbaikan dan belum ada respons,” ujar Dedi, salah satu warga setempat.
Dedi pun sempat berkeliling minta sumbangan warga, untuk memperbaiki rumah itu yang setengah roboh. “Setengah badan rumahnya sudah dibangun, namun pembangunan baru seadanya karena kekurangan biaya,” katanya. (red)