BANDUNG – Wabah Corona (Covid-19) yang kini jadi pandemi dunia membuat pemerintah Indonesia diikuti Pemerintah Daerah dibawahnya, memberlakukan berbagai kebijakan, antara lain imbauan agar menghindari mobilisasi massa, meliburkan sekolah, bekerja dari rumah, shalat jumat diganti dzuhur dan lainnya, guna mencegah wabah ini semakin meluas. Namun apakah hal ini efektif ketika tempat hiburan malam dibiarkan tetap buka, seperti terpantau LSM PMPR Indonesia di Kota Bandung.
Ketua Umum LSM PMPRI Rohimat Joker awalnya melakukan pantauan di daerah Kopo dan di sekitar Jalan Braga, Kota Bandung. Hasilnya kaget bukan kepalang, manakala mengetahui bahwa masih ada belasan Tempat Hiburan Malam (THM) tetap buka dan tetap ramai. “Saya mendatangi dua tempat karoke di Kopo dan lainya itu di Jalan Braga, pada Kamis 19 Maret 2020 malam. Mungkin kalau berkeliling seluruh Kota Bandung, pasti ramai tempat hiburan malam karena tetap buka. Jadi dimana rasa keadilan umat. Ketika untuk ibadah dibatasi tapi tempat dajjal masih ramai dikunjungi. Dari pantauan kami, tingkat pengunjung dipastikan tidak kurang dari 70 persen,” ungkapnya, Jumat (20/3/2020).
Ia menegaskan, statmentnya di media bukan bermaksud mengusik para pengusaha hiburan atau memutuskan mata pencaharian para pekerja, namun kembali kepada rasa keadilan umat yang juga harus disikapi pemerintah. “Mana peran pemerintah, disini jangan hanya himbauan terhadap rumah Ibadah. Kami selaku umat beragama merasa kecewa pada pemerintah, yang dianggap tidak adil, apakah pemerintah takut mengambil resiko dengan berkurangnya PAD. Apakah tempat maksiat lebih penting dari tempat ibadah? Mengingat tempat hiburan masih marak buka, sementara fatwa dan aturan hanya berlaku untuk Mesjid, seperti imbauan Shalat Jumat diganti Shalat Dzuhur di rumah. Harusnya pemerintah bisa adil, jangan sampai kami menempuh cara-cara lain,” tandas Joker.
Terkait fenomena ini, Ia juga sudah berdiskusi dengan FPI Jabar dan pihak FPI menyambut baik tentang pantauan yang dilakukan PMPRI itu. “Semalam kami hanya sepintas-sepintas memastikan, mengelilingi, karena itu butuh waktu. Nanti malam kami akan berkeliling lagi apakah ada perubahan atau tidak. Dan kami akan berupaya menemui pihak menejemen guna menanyakan sikap mereka atas kondisi saat ini, dimana corona semakin meluas. Karena ini menyangkut perasaan umat, saya pun curkat ke sesepuh, Ketua FPI Jabar, sama beliaupun geram dan kecewa atas fenomena ini. Bicara soal virus, meski masyarakat diimbau tidak beribadah di masjid atau sekolah diliburkan dan bekerja di rumah, bukankah virus tetap bisa meluas ditempat hiburan malam? Bahkan menurut kami bukan hanya virus corona yang berpotensi meluas, tapi virus-virus lainnya juga,” pungkas Rohimat Joker. (red/jp)