CIREBON – Kota Cirebon darurat narkoba. Peredaran barang setan tersebut di Kota Cirebon begitu hebat, bahkan korbannya hingga ke tingkat pelajar.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Generasi Anti Narkotika Nasional (GANN) Cirebon, Muhammad Soleh, SH, saat berbincang dengan jabarpublisher, di kantor jabarpublisher, Jumat (27/12/2019) malam.
Kalimat ‘darurat narkoba’, kata dia, dilontarkan berdasarkan data yang diungkapkan pihak BNN Cirebon. “Kita sudah melakukan audiensi dengan BNN Cirebon. Dari audiensi itu, BNN menjabarkan, betapa tingginya peredaran narkoba di Cirebon,” ujarnya.
Tertinggi, lanjut dia, untuk di Kota Cirebon ada di wilayah Harjamukti. Dari mulai pengedar sampai pemakai, ada di wilayah tersebut. “Dan ini menjadi tugas kami untuk membantu aparat penegak hukum dalam menekan angka peredaran narkotika,” ucapnya.
Sosok yang akrab disapa Cak Soleh ini memaparkan, sesuai dengan leading sektornya, GANN berkonsentrasi di wilayah P4GN (pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba).
“Dalam hal ini, kita juga berafiliasi dengan lembaga-lembaga negara, penegak hukum dan pemerintahan di Cirebon. Seperti Polres, Kejari, TNI, BNN, eksekutif dan legislatif,” ucap sosok yang juga merupakan advokat dan konsultan hukum di Cirebon ini.
Gerakan pertama yang dilakukan, selain audiensi dengan lembaga-lembaga tersebut di atas, kata dia, adalah melakukan sosialisasi. “Agenda sosialisasi pertama kita adalah ke tempat yang merupakan suspek peredaran narkotika, seperti tempat hiburan malam. Setelah itu, ke sekolah-sekolah, mulai dari tingkat SMP, SMA sederajat, hingga perguruan tinggi. Tak hanya, sosialisasi juga kita lakukan pada lembaga pendidikan nonformal, seperti pesantren,” jelasnya.
Sosialisasi dianggap perlu dilakukan, kata dia, karena sebagai langkah pencegahan. Sebab, dengan adanya pembekalan, terkait pengetahuan soal dampak negatif narkoba, masyarakat, termasuk para generasi muda tak akan mudah terbujuk rayu untuk mencoba menggunakan narkoba.
Dalaml hal ini, pihaknya pun akan turun ke desa-desa dan kelurahan untuk juga melakukan sosialisasi. “Sosialisasi itu perlu, sebagai langkah antisipatif. Karena mencegah lebih baik dari pada mengobati,” katanya. (red)