PURWAKARTA – Bupati Purwakarta, Hj. Anne Ratna Mustika, punya cara untuk mengungkapkan apresiasi dan melestarikan wayang golek di wilayahnya. Sebab, selain merupakan salah satu produk kebudayaan asli Jawa Barat, wayang golek juga sudah mengharumkan beberapa desa di Purwakarta.
Salah satunya, Desa Sukamaju, Kecamatan Sukatani. Desa ini terkenal akan seni tradisi wayangnya, bukan karena banyak dalang di desa itu. Tapi, karena banyaknya para perajin wayang golek.
“Pemerintah daerah akan membantu dalam hal pemasaran dan promosi produk dari para perajin wayang golek ini. Salah satunya, adalah lewat Galeri Menong sebagai tempat pemasarannya,” ujarnya, beberapa hari lalu.
Orang nomor satu di Pemkab Purwakarta itu memaparkan, hasil kerajinan masyarakat di Sukamaju itu merupakan salah satu potensi yang bisa dikembangkan.
“Ini potensi di Purwakarta, apalagi sejak lama para pengrajin ini sudah ada, perlu kita kembangkan ke depan,” lanjut istri anggota DPR Dedi Mulyadi ini.
Para perajin tersebut, sambung dia, perlu difasilitasi ke depannya. “Untuk sementara kita memanfaatkan pasaran ukiran wayang golek melalui Galeri Menong,” ucapnya.
“Ini salah satu potensi, UMKM masyarakat tentu saja kita bantu baik melalui stimulus termasuk pemasarannya,” tambah sosok yang akrab disapa Ambu itu.
Abah Jani (58), mungkin menjadi salah satu dari puluhan perajin wayang golek di Desa Sukamaju, yang masih konsisten dengan karyanya sampai saat ini.
Abah Jani pun menceritakan perjalanan karirnya membuat seni ukir wayang golek. Kisahnya berawal, sejak 1980 silam. Kepiawaiannya membuat seni ukir wayang golek ini, terdengar hingga peloksok daerah.
Pada saat tahun 1970 sampai 1980-an, pesanan wayang ukir (untuk pagelaran dalang) meningkat signifikan. Saat itu, Abah Jani bahkan dipercaya membuat tokoh-tokoh wayang untuk digunakan dalam pertunjukan Dalang Ahim dari Bogor.
“Paling berkesan adalah membuatkan wayang untuk pertunjukan dalang Asep Sunandar Sunarya,” katanya. (red)