CIREBON – Pemilihan Kuwu (Pilwu) yang menjadi gelaran pesta demokrasi enam tahunan di tingkat desa, geliatnya semakin terasa menjelang hari pencoblosan besok, Minggu (27/10/2019). Seperti terpantau JP di sejumlah desa di Kecamatan Gebang dan Babakan, Kabupaten Cirebon misalnya. Berbagai fenomena unik menjadi buah mulut masyarakat pada H-1 ini.
“Di Desa Gebang, Gebang Kulon, dan Gembongan Mekar dilakukan prosesi bakar kemenyan yang disaksikan ratusan waega setempat, tepat di lokasi pencoblosan. Sedangkan di desa lainnya diwarnai fenomena ngebom atau (bagi-bagi uang) untuk mendapatkan suara sehari menjelang pilwu ini,” ungkap Z seorang sumber JP.
Masyarakat rupanya sudah tidak menganggap tabu soal ‘uang biting’ ini. Tak seperti Pilkada atau Pileg yang rentan dengan budaya lapor melapor antar calon, pada perhelatan Pilwu, pola saling lapor ini tak terlalu nampak.
Besarnya nominal uang ‘bom’ yang diberikan, dianggap sejumlah Calon Kuwu menjadi tolak ukur dalam memaksimalkan perolehan suara. Di sisi lain, masyarakat atau pemilih yang kini sedang menjadi ‘raja’ karena banyak didekati oleh sejumlah calon memilih bersikap bijak dengan tidak ingin menyakiti hati calon.
“Bingung juga kang, yang ini ngasih, yang itu ngasih. Yang itu kawan yang ini saudara. Akhirnya mau tidak mau kita bagi kuota bitingnya. Di rumah saya ada 6 pemilih, ya saya bagi untuk beberapa calon, khususnya yang sudah ngasih kontribusi,” ujar S salah seorang sumber JP. Sedangkan U sumber JP lainnya menjelaskan, bahwa fenomena bagi-bagi amplop tersebut nilainya relatif bervariasi.
“Ada yang puluhan ribu, bahkan sampai ratusan ribu. Pembagiannya ada yang per rumah ada pula yang perorangan, gimana calonnya saja. Teknisnya, uang ngebom diberikan kepada bagong (tim sukses) lalu tim sukses membagikannya lagi kepada para pemilih dengan cara door to door,” terangnya.
Sedangkan terkait bakar kemenyan massal, di sejumlah desa pun tak lagi dianggap tabu. Aksi adu kekuatan dukun ini dipercaya dapat mempengaruhi hasil perolehan suara besok. “Nonton saja karena penasaran. Kalau dulu itu sembunyi-sembunyi, bakar menyannya di masing-masing rumah calon, sekarang dipertontonkan bahkan sampai viral,” kata Dian, warga Desa Gebang Kulon.
Sementara itu, narasumber JP lainnya yang langsung diwawancarai di lokasi acara tabur kemenyan, Tomas (30) asal Desa Gebang menyatakan, setiap acara pemilihan kuwu khusunya di wilayah Gebang, ada tradisi yang dinamakan tabur atau bakar kemenyan. “Mitosnya sih bila mana saat tabur kemenyan di atas bara api tersebut, apinya tinggi dan lancip berwarna biru keunguan, maka calon kuwu tersebut akan menang. Acara tabur kemenyan dilakukan dari jam 8 malam sampai pagi hari, yang dilakukan oleh embah atau paranormal masing-masing calon kuwu. Saat ini untuk tabur kemenyenan hampir dilaksanakan calon kuwu yang ada di wilayah gebang,” ulasnya.
Apapun hasilnya besok, mari jaga perdamaian Pilwu 2019. Semua calon harus siap menang dan siap kalah serta tetap menunjung tinggi sportifitas sesuai dalam ikrar damai saat para calon kuwu ini mendaftar. Dan khusus untuk para Panitia Pilwu wajib bersikap netral dalam melaksanakan kinerjanya. Selamat mencoblos! Mari wujudkan demokrasi yang paten, pilwu yang sukses tanpa ekses, demi Cirebon Maju. (tim/jp)