BANDUNG – Terus berinovasi dari waktu ke waktu, itulah yang dilakukan Telkom University (Tel-U). Kali ini Tel-U mencoba memantapkan diri untuk menjadi Universitas Pelopor Ekosistem Didgital lewat gelaran Bandung ICT EXPO 2019 yang digelar selama dua hari. Even tersebut juga menjadi momentum puncak perayaan HUT Tel-U yang ke-6.
Edwin Aristiawan (Direktur Wholesale & International Service PT. Telkom), Prof. Dr. Adiwijaya (Rektor Tel-U), Sukarela Batunanggar (Deputi Komisioner OJK Institute dan Keuangan Digital) secara resmi membuka gelaran BANDUNG ICT EXPO 2019 di Telkom University Convention Hall, Bandung, Kamis (24/10/19).
Kegiatan ini akan diselenggarakan oleh Telkom University selama dua hari (24-25 Oktober 2019), dengan menggelar Exhibition, Panel Discussion, Leaders Talk, Product Presentation dan Sharing Knowledge.
Selain sebagai puncak perayaan ulang tahun ke-6 Telkom University, tujuan penyelenggaraan event ini untuk mempertemukan dan membangun sinergi antara universitas, industri, pemerintah, dan masyarakat. Agar terwujud ekosistem inovasi, lahirnya startup, dan munculnya talent-talent digital untuk pengembangan ekonomi digital Indonesia.
Dikatakan Sukarela Batunanggar selaku Deputi Komisioner OJK Institute dan Keuangan Digital, bahwa pertumbuhan Financial Technology (Fintech) di Indonesia sejak tiga tahun terakhir berkembang cukup pesat, sejauh ini terdapat 283 Fintech berbagai sektor, P2P (Peer to Peer) Lending dan Payment masih mendominasi.
Diterangkan Sukarela, sebanyak 43 persen P2P Lending yakni 127 fintech yang sudah terdaftar di OJK. “Hampir 60 triliun peredaran uang dan melayani hampir 13 juta peminjam,” ungkapnya saat menjadi pembicara dalam pembukaan Bandung ICT Expo 2019.
Dirinya juga berharap dengan adanya event seperti ini, dapat dijadikan upaya mendorong ekosistem digital ekonomi, untuk itu perlu dorongan dari berbagai instansi dan lembaga. Sebab, saat ini masih ada sekitar 50 juta lebih penduduk yang belum mengakses sektor keuangan formal.
“50 juta (lebih) masyarakat yang belum ke sektor jasa keuangan formal, peluang sekaligus tantangan. Dipengaruhi literasi keuangan dan kurangnya kesadaran,” ujarnya.
Sementara, Edwin Aristiawan mengatakan bahwa 50 persen penduduk Indonesia adalah pengguna internet, 40 persen pengguna E-Commerce, dan menjadi negara terbesar ketiga sebagai pemasaran (pengguna Facebook). Telkom Indonesia tidak hanya membangun dan menyediakan infrastruktur saja. “Tapi juga membangun ekosistem digital start up, melalui inkubasi dan akselerasi, seperti halnya Indigo, Amoeba dan Nexdev,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Rektor Telkom University, Adiwijaya mengatakan sebagai kampus riset dan enterpeneursip maka sebagai pihak penyelenggara Bandung ICT Expo 2019 yang ke-6. Dengan harapan akan terbangun digital ekonomi ekosistem di Indonesia.
Perkembangan inovasi dan teknologi Indonesia terhadap industri digital tidaklah mudah. Namun, Universitas Telkom berkomitmen untuk menjadi pusat inovasi dalam upaya mendukung peningkatan kompetensi sumber daya manusia Indonesia dan pertumbuhan wirausaha baru yang siap menerapkan teknologi digital terbaru. Bersamaan dengan itu, diharapkan industri digital Indonesia dapat bersaing di kancah global.
“Kegiatan ini untuk mewujudkan dan menginspirasi civitas akademika untuk berkontribusi dalam digital ekonomi ekosistem. Ini merupakan tantangan untuk kemajuan bangsa,” ungkapnya. (cuy)