CIREBON – Tekan angka stunting, Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon canangkan kampanye dan penggalangan komitmen dalam rangka pencegahan dan penanggulangan stunting tingkat Kabupaten Cirebon, di halaman depan Kantor Bupati Cirebon, Jum’at (25/1/2019).
Kabupaten Cirebon merupakan Kabupaten/Kota yang masuk dalam penanganan stunting se-Indonesia, tercatat hingga 2018 Kabupaten Cirebon tercatat ada 8,63 persen balita yang terancam stunting atau sebanyak 220 balita.
“Itu adalah bagian yang kita fokuskan dalam penanganan. Dan tidak hanya pada masa balitanya tetapi juga pada ibu hamilnya juga,” ungkap Pj Bupati Cirebon, Dicky Saromi kepada wartawan.
Diantaranya, Dicky menjelaskan, ibu hamil harus tercukupi asupan gizinya, bahkan ibu hamil juga dapat melahirkan bayinya dengan sehat dan juga harus tau apa yang harus diberikan kepada anaknya termasuk asupan gizinya.
“Ini bagian komitmen kita, karena stunting ini jangan sampai menjadi generasi yang kompetitif, jangan sampai mereka pada proses belajar menjadi menurun dan tidak sehat karena kekebalan tubuhnya terganggu,” katanya.
“Jadi ini bukan urusan hanya Dinas Kesehatan saja tetapi menjadi urusan semua dinas, karena ini menyangkut perilaku, gizi, juga menyangkut sekolah dan lainnya. Sehingga semua harus satu padu dalam penananganan dan pencegahan stunting itu sendiri,” sambungnya.
Sementara itu Kepala Sub Penguatan Kegiatan pada Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Anang Suryana mengatakan Indonesia sudah berkomitmen untuk menurunkan angka stunting, sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013 tentang percepatan perbaikan gizi yang fokus pada upaya perbaikan gizi pada seribu hari pertama kehidupan.
Lebih lanjut disampaikan Anang, pada tahun 2017 lalu, Wakil Presiden RI telah meluncurkan strategi nasional percepatan pencegahan stunting sebagai upaya melakukan percepatan dalam penurunan stunting dengan meliputi 5 pilar. “Penanganan stunting tidak bisa dilakukan oleh Kementerian Kesehatan saja. Tetapi 23 Kementerian dan lembaga yang mempunyai program terkait dengan pencegahan stunting,” jelas Abang.
Diakuinya, dalam 5 tahun kedepan target untuk Jabar adalah Zero stunting. Kalau angka stunting Indonesia berdasarkan riset UN tahun 2018 sebanyak 30,8 persen atau 7juta anak balita namun ada penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2013 yaitu 37,2 persen.
“Target Pemerintah Indonesia yang harus di capai sesuai RPJMN sejak tahun 2009. Bahkan pada RPJMN 2014-2019 angka stunting pada Baduta ditargetkan turun hingga 28% pada tahun 2019,” tandasnya. (gfr)