CIREBON – PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, Palimanan tengah mengembangkan sembilan embung pengendapan yang ada di seluruh lokasi pabrik. Embung pengendapan tersebut dengan kapasitas lebih dari 864 ribu meter kubik.
Selain berguna untuk irigasi sawah bagi masyarakat sekitar lokasi, kapasitas tersebut dapat dimanfaatkan oleh lebih dari 2.500 masyarakat untuk kegiatan rumah tangga.
Di kompleks Pabrik Palimanan sendiri terdapat enam embung pengendapan. Tiga di antaranya berada di wilayah area tambang dengan total mencakup 11 hektare dan kapasitas 220 ribu meter kubik. Tiga embung lainnya berada di beberapa lokasi dengan total luas 5,5 hektare dan kapasitas mencapai 110 ribu meter kubik.
Direktur Indocement, Antonius Marcos, berdasarkan Kepmen ESDM/1827/K/30/MEN/2018, reklamasi didefinisikan sebagai kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha pertambangan untuk menata, memulihkan dan memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai dengan peruntukkannya kemudian.
Selain embung, di area kompleks pabrik Palimanan juga dilakukan kegiatan reklamasi di zona penyangga dan Pusat Pelatihan dan Penelitian Pemberdayaan Masyarakat (P4M). Melampaui Kepmen ESDM, Indocement bahkan mengembangkan zona keanekaragaman hayati Gunung Blindis seluas 50 hektar di tengah area tambang aktifnya yang diperuntukkan sebagai area konservasi.
“Gunung Blindis merupakan model bagi kegiatan pasca tambang Indocement, karena mewakili kondisi rona awal sebelum kegiatan tambang dilakukan. Manfaat kegiatan-kegiatan reklamasi ini sudah dapat dirasakan saat ini, termasuk area penyangga dan P4M,” kata Antonius Kamis (25/1/2019).
Untuk kegiatan pasca-tambang, kata dia, sesuai dengan Kepmen ESDM, akan dimulai pada tahun 2025 dan wajib selesai pada tahun 2038 mendatang.
“Apa yang kami lakukan di area tambang dan area penyangga ini, bukan saja hanya sekedar memenuhi perundangan yang ada, tetapi bahkan melampauinya,” ujar Antonius.
“Kegiatan yang melampaui perundangan ini dilakukan oleh Indocement secara sukarela, karena komitmen manajemen yang kuat. Apalagi kami merupakan objek vital nasional yang harus menjadi contoh bagi perusahaan lain,” sambungnya.
Ditambahkan, program P4M di kompleks pabrik Indocement Palimanan melahirkan beberapa kelompok tani yang secara langsung meningkatkan penghasilan masyarakat. Antara lain kelompok tani jamur di Desa Palimanan Barat, pengembangan budi daya padi Jarwo semi organik dan budi daya ternak domba di tujuh desa mitra.
Melalui P4M pula, katanya, dilakukan pengkajian dan penerapan beragam tanaman, baik tanaman keras maupun tanaman energi, hingga tanaman toga yang dipergunakan untuk penghijauan dan sebagai sumber bahan bakar terbarukan.
“Selain ditanam di area tambang, tanaman yang dihasilkan dari P4M dimanfaatkan juga oleh sekolah-sekolah di wilayah desa mitra, Bank Sampah, Kelompok Wanita Tani, dan kelompok peduli lingkungan lainnya,” ujar Antonius. (gfr)