BEKASI – Terkait pencopotan Ketua DPC Partai Hanura Kabupaten Bekasi, Firman Andriyana melalui Surat Keputusan No.008 mengundang banyak kontroversi. Ustad Soleh Mahmoed Nasution (Solmed) bahkan sempat mengeluarkan statement simpatik lantaran Firman diakuinya sebagai sahabatnya.
Namun, komentar Solmed justru mengundang reaksi dari berbagai kalangan. Diantaranya dari budayawan Bekasi, Komarudin Ibnu Mikam.
Ust. Solmed, menurut Komar malah memperkeruh suasana. Apa yang ia ucapkan mencederai demokrasi dan kesantunan dalam konteks ia sebagai pendakwah. Ditambah, basis argumen Solmed adalah personal, perkawanan. Kesalahan berpikir yang danta (jelas_red).
“Mengapa harus berpihak? Bila dia sebut ke sana kawan. Berarti yang di seberangnya adalah lawan. Begini kah perilaku seorang ustadz?” jelasnya.
Sebagai orang Bekasi, pinta Komar, ust. Solmed mesti meminta maaf dan menarik ucapannya.
“Ibaratnya saudara saya sedang ada masalah. Dan ia bicara membela sepihak. Ada apa?” tanya Komar, tidak habis pikir.
“Berikan kesempatan kawan-kawan di Hanura menyelesaikan masalah ini. Saya yakin dengan kedewasaan dan kematangan kawan-kawan di internal Hanura akan sanggup melewati masa ini,” tandasnya.
Hal senada diungkapkan oleh salah satu kader partai, Nasep Iskandar. Pria yang akrab disapa Bung Ken ini menjelaskan, jika keputusan pencopotan Firman bukan semata-mata berdiri dengan sendirinya tetapi ada proses mekanisme yang ditempuh.
“Jadi jika Ust.Solmed menimbang keputusan itu dengan perkawanan saya kira keliru dan gegabah,” lanjutnya.
Dijelaskan, beberapa bulan lalu adanya gugatan para pengurus PAC ke mahkamah partai, dan melakukan beberapa kali persidangan sehingga menghasilkan keputusan rekomendasi dari MP yang di dalam putusan memenangkan gugatan penggugat.
“Hal ini perlu diketahui publik bahwa yang itulah yang menyebabkan Firman dicopot dari jabatannya. Tidak serta-merta, namun regulasi dalam partai sudah berjalan dengan semestinya.
Pencopotan pun hanya pada pimpinan partai dan itu hal biasa dalam organisasi.
Masih kata Bung Ken, seluruh kader partai Hanura tunduk serta patuh pada putusan tertinggi.
“Saya mohon Bang Ustad jangan memasuki apa yang menjadi urusan di internal urusan partai orang lain di Bekasi,” tandasnya. (Red)