CIREBON – Masih ingat dua orang guru bernama WD dan DA yang dikabarkan ogah pindah setelah terbit SK mutasi tertanggal 1 Juli 2018? Kedua guru yang mengajar di SMPN 1 Babakan ini akhirnya bersedia pindah ke unit kerja baru pasca pemberitaan. Baca : Sudah Dimutasi, Dua Guru SMP Di Cirebon Ini Ogah Pindah Ngajar
Namun kuat dugaan, kepindahan mereka hanya formalitas semata, karena keduanya kini sudah kembali mengajar di SMPN 1 Babakan dengan terbitnya baru SK tertanggal 1 September 2018. Diduga, mereka bisa kembali pindah ke SMPN 1 Babakan karena memiliki dekingan yakni Timses Bupati Cirebon sehingga bisa ‘mempermainkan’ SK (Surat Keputusan).
Kontan kepindahan kembali mereka memicu pertanyaan banyak pihak, termasuk para guru dan masyarakat secara umum. Seperti disampaikan Ruly, selaku Bagian Kepegawaian di SMPN 1 Babakan, Senin (10/9/2018). “Yang namanya mutasi itu ada masa waktunya. Masa baru kemarin dipindahkan ke sekolah lain sekarang balik lagi ke sini, belum juga 2 bulan setelah SK terbit. Kok semudah itu Dinas terkait mengeluarkan SK. Lagian kan guru-guru yang dimutasi tidak ada yang dirugikan. Dua guru yang dimutasi bulan lalu sekarang balik lagi mengajar di sekolah ini terhitung sejak terbitnya SK tanggal 1 September. Ada apa dibalik semua ini sebenarnya?,” ujar Ruly.
Sementara itu, Kepsek SMPN 1 Babakan M. Taufan Agus membenarkan kepindahan kembali WD dan DA. “Dua guru yang bulan lalu dimutasi, balik lagi ke sini. SK dikeluarkan pada tanggal 1 September oleh BKD,” singkatnya. Sementara para guru khususnya yang menandatangani surat pernyataan sikap mengaku resah dengan kedatangan mereka kembali dengan alasan, hal-hal yang seperti tertuang dalam pernyataan sikap itu akan terulang kembali.
“Sedikitnya ada dua guru yang keberatan dan merasa dirugikan secara psikologis yaitu Pak A dan Ibu H. Keduanya malu dengan lingkungan karena merasa dipingpong (atas kepindahan kembali dua guru tersebut),” ujar sumber JP yang juga pemerhati masalah pendidikan ini.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun redaksi, salah satu guru yang pindah itu, dikabarkan memiliki kedekatan dengan Tim Sukses (Timses) Bupati Cirebon. Bahkan pihak dinas mewanti-wanti kepsek agar kepindahan kembali WD dan DA jangan sampai diketahui oleh media.
“Hari ini, Kepsek SMPN 1 Babakan, SMPN 1 Waled dan SMPN 2 Babakan dipanggil Kasi Tentis (Tenaga Teknis) Disdik Cirebon, untuk mutasi kembali WD dan DA. Terkait SK balik sudah jadi. Menurut pihak disdik, mereka berdua dibantu oleh timses Bupati pak J. Dinas juga menekan kepsek jangan sampai media tahu,” ungkap sumber terpercaya JP akhir Agustus lalu.
Sementara itu, saat dikonfirmasi melalui pesan whatsapp, Selasa (11/9/2018), WD mengaku keberatan dengan cara pemutasian saat pertama kali (SK 1 Juli). “Dulu juga saya tuh keberatan dengan cara pemutasian saya. Kenapa, karena dari keterangan yang dituliskan (dalam surat pernyataan) itu tidak benar. Justru kebalikannya, mereka-merekalah yang seperti itu. Saya itu tahu keadaan SMPN 1 Babakan dari tahun 1985. Saya dinas di SMPN 1 Babakan dan guru-guru juga menyatakan bahwa pernyataan itu tidak benar. Tapi kalau mutasi sesuai prosedur saya senang. Terus masalah ada pihak bahwa saya timses bupati itu paman saya (yang timses bupati). Jadi saya menenuhi intruksi dari dinas pendidikan waktu itu, saya menjalankan tugas dulu di Waled. Kalau mau konfirmasi di darat mangga, kapan kita jadi mitra,” tulisnya. Sedangkan DA saat dikonfirmasi hanya membaca saja pesan whatsapp tanpa membalasnya. (crd/jay)
SK Lama (saat ogah pindah, per 1 Juli 2018) :
SK Baru (1 September 2018, saat pindah lagi ke SMPN 1 Babakan)