Home » Cirebon » Aktifis WTC: Penanganan Kasus Korupsi RSUD Waled Sengaja Ditenggelamkan
KORUPSI BPJS - Polres Cirebon tengah mengusut dugaan korupsi BPJS di RSUD Waled tahun 2014.

Aktifis WTC: Penanganan Kasus Korupsi RSUD Waled Sengaja Ditenggelamkan

CIREBON – Publik menunggu kepastian hukum soal dugaan korupsi di RSUD Waled. Saat ini ada dua institusi sekaligus yakni Inspektorat dan Polres Cirebon yang tengah menangani indikasi adanya korupsi di RS milik pemerintah itu. Kasus yang santer dipublikasikan sejumlah media di RS tersebut antara lain dugaan korupsi obat-obatan, alat kesehatan, hingga kasus Jamkesmas dan BPJS tahun 2014.

H. Dade Mustofa

Namun dari sekian kasus yang tengah ditangani, semuanya terkesan tanpa progres alias tanpa perkembangan yang berarti hingga pertengahan Maret 2018 ini. Padahal kasus tersebut sudah diselidiki sejak 2017.

Menyikapi lambannya penanganan kasus indikasi terjadinya korupsi di RSUD Waled yang sedang ditangani oleh Ispektorat Kabupaten Cirebon dan Tipikor Polres Cirebon ini, salah satu tokoh masyarakat dan aktivis Wilayah Cirebon Timur (WTC) H. Dade Mustofa Efendi angkat bicara.

“Saya sih menganggapnya bukan lamban, tapi justru sengaja ditenggelamkan untuk membuat publik Cirebon lupa bahwa ada kasus korupsi besar di RS Waled,” ujar Dade via telpon selularnya, Jumat (16/3/2018). Menurut dia, kasus ini sebenarnya menjadi pintu masuk untuk membersihkan RS Waled dari tangan-tangan kotor pejabat korup yang berusaha memperkaya diri dengan menyalahgunakan wewenang dan melawan hukum. Sebagai warga WTC, Dade merasa harus berpartisipasi menyelamatkan RSUD Waled yang merupakan aset milik masyarakat Cirebon, bukan hanya milik segelintir golongan saja. “Untuk itu harus dijaga dan diselamatkan dari upaya jahat pengelolanya. Sebab dengan terkuaknya kasus ini ada beberapa pihak yang tidak suka kasus ini diungkap karena dianggap menebar aib. Bahkan sepertinya pihak RS Waled tidak mau dikritik.

Dalam kasus ini, lanjut Dade, Ia mencium ada pihak yang ingin membenturkan antara pihak masyarakat atau aktivis LSM yang mengkritisi sepak terjang rumah sakit dengan pihak2 yang terbiasa mendapat fasilitas istimewa dari pahak RS. “Saya denger tuh kabar katanya pihak RS ingin mengundang para tokoh dan aktivis LSM pengkritisnya untuk bertemu dengan aktivisnya yang pro ke mereka. Ini apa maksudnya? ini perbuatan kontra produktif dari RS dalam upaya penegakan hukum, bahkan justru akan berpotensi membenturkan antar tokoh dan aktivis LSM di Cirebon,” tegasnya.

Di akhir wawancara, pria berkacamata minus 5 ini berpesan kepada kedua institusi yang sedang menangani kasus korupsi di RSUD Waled untuk berkomitmen pada penegakan hukum dan profesionalitas kerja.

Sementara itu, Kapolres Cirebon AKBP Risto Samodra melalui Kasat Reskrim AKP Riza Arifian saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, terakit kasus RSUD Waled mengatakan, hingga kini masih dalam pemeriksaan. “Status masih dalam tahap penyelidikan dan pemanggilan pejabat RSUD,” ujarnya. Ia pun menyarankan agar JP menghubungi Kanit Tipikor Kuswadi agar lebih jelas, namun jawaban yang diberikan cenderung senada. “Kasus masih berjalan masih dalam pemeriksaan,” tandasnya. (crd)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*