BEKASI – Dengan Basic industri dan IT, Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Cikarang (Lapas Cikarang) produksi kuliner berupa Bakery (roti).
Kasubsi Pembinaan Lapas Cikarang, Aris Setiyawan menerangkan, produksi roti ini sudah berjalan kurang lebih selama 2 minggu. Meskipun, masih dalam tahap belajar dan pelatihan, Warga Binaan (napi-red) Lapas Cikarang sudah bisa memproduksi lebih dari 1.600 pcs roti per harinya.
“Dengan berbekal pelatihan pembuatan roti ini, diharapkan mindset warga binaan bisa dirubah. Sehingga pada saatnya mereka (warga binaan-red) nanti bebas, bisa merubah pola pikir mereka dengan berbisnis positif,” jelas Aris saat dikonfirmasi di Lapas Cikarang, Rabu (07/03/2018) sore.
Ia memaparkan, dengan melibatkan 6 (enam) orang warga binaan, produksi roti untuk saat ini masih dipasarkan di dalam lapas. “Untuk saat ini, masih didistribusikan di dalam lapas dengan harga murah. Alhamdulillah, semua ga tersisa,” tutupnya.
Sementara itu, trainer pembuatan roti, Stefanus mengatakan, tahap produksi roti di Lapas Cikarang tidak menggunakan bahan pengawet, artinya masih menggunakan pengawet alami. “Sehingga, roti dapat bertahan hingga 4 (empat) hari,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Stefanus, pengovenan pun dilakukan dengan pengapian di atas 80-100 derajat celcius. “Dengan begitu, produksi roti ini meskipun masih dalam tahap pelatihan, kualitas yang diproduksi para warga binaan ini sudah cukup baik,” katanya.
Ia menambahkan, salah satu kendala untuk menjual adalah di pemasarannya. Walau begitu, permintaan sudah mencapai 5.000 per hari. Dan itupun masih dalam area lapas. Pendistribusian masih di beberapa lapas dan rutan di Jawa Barat termasuk di Jakarta.
“Untuk di dalam lapas, kami jual dengan harga Rp2 ribu per pcs. Namun untuk di luar lapas, kami berikan harga Rp4 ribu hingga Rp5 ribu per pcs. Dalam produksi roti ini, kami kemas sedemikian rupa hingga kualitasnya berani,” tambah Stefanus.
Ia menjelaskan, dengan tekstur lembut, dan beberapa varian yang dibuat, diantaranya isi coklat, mocca, keju, dan lain-lain, roti ini enak disantap dalam keadaan masih hangat dengan ditemani kopi. “Jadi, seperti roti ala cafe,” pungkasnya.
Sebelumnya, Lapas Cikarang juga pernah memproduksi kuliner lainnya, seperti Bakpia LaCika dan Keripik pedas yang dipasarkan di lapas dan rutan di Purwakarta, Bekasi, Subang, dan Karawang (Purwabesuka). (fjr)