BANDUNG – Terkait maraknya berita bohong atau hoax, Aher mengajak masyarakat untuk bersikap tidak peduli atau klarifikasi yang benar. Atau istilah yang sering Aher dengungkan, yaitu Jurnalisme Tabayyun.
“Hoax itu kan nggak mungkin dibuat oleh media mainstream. Hoax itu pasti dibuat oleh orang-orang yang iseng lewat medsos. Oleh karena itu, kita mengajak kepada masyarakat, bersikap yang tepat terhadap hoax tersebut. Sikapnya adalah membiarkan atau klarifikasi yang benar atau Tabayyun. Jangan alih-alih mengklarifikasi malah menyebarluaskan,” ajak Aher.
Tugas media mainstream ketika ada ujaran hoax, kata Aher, harus menjelaskan. Karena pada akhirnya berita-berita yang disampaikan media mainstream tersebut seringkali mudah dipercaya oleh masyarakat.
“Para wartawan di berbagai tempat berfungsi sebagai kelompok yang mengklarifikasi berita-berita hoax. Dicari sumbernya, kemudian diteliti dengan cover all side, kemudian hasil penelitian dan cover all sidetersebut diberitakan ulang lewat media mainstream, dijelaskan bahwa berita itu hoax,” ungkap Aher.
“Jadi, berita hoax tersebut di-counter dengan berita yang benar berdasarkan penelusuran cover all side dan kemudian disebarluaskan oleh media mainstream. Selesai urusan,” pungkasnya. (rls/hms)