CIREBON – Gabungan antara Komisi II dan III DPRD Kabupaten Cirebon serentak lakukan kunjungan kerja ke Pasar Sumber Kecamatan Sumber dan Pasar Pasalaran Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon.
Kedua Komisi tersebut pertama melakukan kunjungan kerja di Pasar Sumber, dilanjut kunjungan ke Pasar Pasalaran. Dipasar Sumber Komisi II lebih menyoroti kaitannya dengan kondisi setelah pasar itu selesai dibangun yaitu para pedagangnya tertampung semua atau tidak.
“Yang jelas kalau Komisi II mempertanyakan di pasar Sumber ini apakah pedagangnya akan tertampung semua atau tidak. Karena jumlah pedagang di pasar darurat dengan data tempat yang disediakan jelas berbeda,” kata Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Cirebon, R Cakra Suseno kepada wartawan disela-sela kegiatan kunjungan kerjanya, Kamis (14/12/2017).
Dikatakan Cakra, lain hal dengan kondisi pasar Sumber, di Pasar Pasalaran yang ia soroti adalah luas kios yang disediakan, sebab kios yang disediakan sangat sempit dan tidak ideal.
“Katanya sudah standar SNI yang sudah ditentukan dan tertuang dalam Peraturan Menteri Perdagangan, namun bagi saya kios yang berukuran 2×3 ini sangatlah sempit. Apalagi jika pedagangnya berukuran jumbo badannya maka ruangan itu habis oleh badan sang pedagangnya saja belum barangnya. Bisa diibaratkan kios yang ada di Pasar Pasalaran ini adalah type RSSSSS,” jelas Pria yang juga politisi dari Partai Gerindra tersebut.
Dilokasi yang sama, Kabid Pasar pada Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Cirebon, Eka Hamdani mengatakan, ukuran kios baik di Pasar Sumber maupun Pasar Pasalaran sudah sesuai dengan standar yang ditentukan Kementerian Perdagangan.
“Didalam Permendag RI nomor 37 tahun 2017 itu standar kios 3×2. Untuk di Pasar Pasalaran itu ukuran 2×3, sebenarnya sama saja karena yang penting totalnya 6 meter persegi,” jelasnya.
Jika melihat pasar lain, lanjut Eka, luas kios itu disesuaikan dengan jumlah pedagang. Artinya tidak sesuai standar baku. Pasar Pasalaran nantinya akan mampu menampung sekitar 900 pedagang. “Saat ini kios yang dibangun baru 56 unit, sisanya nanti di pembangunan tahap II. Total kios nanti ada 200 unit, kemudian los 600 sampai 700,” katanya.
Pembangunan Pasar Pasalaran tahap pertama yang menghabiskan anggaran kementerian sebesar Rp6,7 miliar dan APBD Rp1,5 miliar ini akan selesai pada tanggal 23 Desember. Tahun depan akan dilanjutkan dengan anggaran dari APBD daerah sebesar Rp9,5 miliar. “Pasar Sumber sekarang anggarannya Rp12 miliar, tahun depan disupport dari APBD sebesar Rp4,9 miliar,” pungkasnya. (gfr)