Home » Bandung » Punya Segudang Potensi, Investor Timur Tengah Kumpul di Jabar

Punya Segudang Potensi, Investor Timur Tengah Kumpul di Jabar

Punya Segudang Potensi, Investor Timur Tengah Kumpul di Jabar

BANDUNG – “Think Investment, Think West Java,” merupakan tema yang sangat tepat diangkat pada ‘West Java Investor Forum,’ yang dihadiri jajaran Islamic Corporation for the Development of the Private Sector (ICD), Islamic Development Bank (IDB), para Pimpinan Group Businessman Forum “THIQAH”, serta para Investor atau Calon Investor dari sejumlah negara Timur Tengah, Negara- Negara Anggota OKI dan ASEAN, untuk saling mengenal terkait peluang bisnis di Jawa Barat.

Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar menambahkan Jawa Barat merupakan surga investasi di Indonesia. Pemprov pun memiliki visi besar kedepan untuk mewujudkan Provinsi Jawa Barat sebagai lokasi penanaman modal terbaik di Asia Tenggara tahun 2025. “Ada beragam faktor yang menjadikan Jawa Barat memiliki daya tarik yang begitu memikat bagi para investor. Salah satunya yakni, Provinsi Jawa Barat memiliki potensi Sumber Daya Manusia yang sangat besar, bahkan terbesar di Indonesia,” katanya di hadapan para peserta forum yang digelar di Aula Barat Gedung Sate, Jl. Diponegoro No. 22 Bandung, Jumat (06/09/2017).

Pada tahun pada tahun ini, jumlah penduduk Jawa Barat diproyeksikan telah mencapai 47,38 juta jiwa, dengan jumlah angkatan kerja sekitar 18,79 juta orang. Itulah sebabnya, Jawa Barat memiliki pasar, atau ‘Market Size’ yang besar.

Jawa Barat memiliki kontribusi mencapai 13,08% terhadap GDP Indonesia atau menduduki peringkat ketiga terbesar setelah DKI Jakarta dan Jawa Timur, bahkan pada Sektor Manufaktur kontribusi Jawa Barat terhadap GDP mencapai 43,03%. “Selain itu, Jawa Barat juga menjadi salah satu dari dua Provinsi di Pulau Jawa yang mampu mencatatkan trend kinerja ekonomi yang positif pada triwulan II 2017, dimana perekonomian Jawa Barat tumbuh sebesar 5,29% atau berada di atas LPE nasional sebesar 5,01%, diiringi dengan inflasi yang terkendali yaitu sebesar 4,31%,” paparnya.

Adapun, peningkatan pertumbuhan ekonomi Jawa Barat ditopang oleh tiga sektor utama, yaitu sektor manufaktur dengan kontribusi mencapai 42%, diikuti sektor Perdagangan, dan Agrikultur.

Terkait dengan investasi di Jawa Barat, Deddy menginformasikan bahwa sampai dengan Semester I Tahun 2017, Jawa Barat masih menjadi provinsi tujuan Penanaman Modal Asing (PMA) terbesar pertama di Indonesia, dengan nilai investasi sebesar 33,21 Triliun Rupiah atau sekitar 2,49 Miliar US Dolar, sekaligus menjadi provinsi tujuan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) terbesar kedua di Indonesia, dengan nilai investasi sebesar 20,89 Triliun Rupiah atau sekitar 1,57 Miliar US Dolar.

Dengan demikian, sebut Deddy, total realisasi investasi PMA dan PMDN di Jawa Barat pada Semester I Tahun 2017 sebesar 54,11 Triliun Rupiah atau sekitar 4,06 Miliar US Dolar, dengan jumlah proyek sebanyak 4.018 proyek LKPM dan penyerapan tenaga kerja sebanyak 101.452 orang.

Sebagai perbandingan, pada tahun 2016 total realisasi investasi PMA dan PMDN Wajib LKPM di Jawa Barat sebesar 105,34 Triliun Rupiah, dengan jumlah proyek sebanyak 7.192 proyek LKPM dan penyerapan tenaga kerja sebanyak 367.228 orang.

Selanjutnya Deddy menyebutkan pula bahwa sampai dengan Semester I Tahun 2017, peringkat lima besar Kabupaten/Kota yang paling diminati oleh para investor PMA yaitu Kabupaten Karawang sebesar 41,71%, Kabupaten Bekasi sebesar 32,69%, Kabupaten Bogor sebesar 6,23%, Kabupaten Cirebon sebesar 3,69%, dan Kab. Purwakarta sebesar 3,52%.

Sedangkan untuk PMDN Kabupaten/Kota yang paling diminati yaitu Kota Bogor sebesar 21,91%, Kabupaten Karawang sebesar 21,36%, Kabupaten Bekasi sebesar 16,24%, Kab. Sumedang sebesar 10,53%, dan Kabupaten Bandung sebesar 5,67%.

Menurut Sektor Usahanya, investasi asing di Jawa Barat paling besar ditanamkan pada sektor Industri Kendaraan Bermotor dan Alat Transportasi lain dengan rasio 34,45%, Industri Logam, Mesin dan Elektronika sebesar 13,51%, Industri Kimia dan Farmasi sebesar 7,43%, Industri Karet dan Plastik sebesar 7,31%, serta Industri Mineral Non Logam sebesar 6,14%.

Sementara itu, investasi dalam negeri Wajib LKPM di Jawa Barat paling banyak ditanamkan pada sektor Industri Kertas dan Percetakan dengan rasio 20,68%, Transportasi, Gudang dan Komunikasi sebesar 19,83%, Industri Tekstil sebesar 12,05%, Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran sebesar 10,40%, serta Industri Makanan sebesar 8,10%.

“Sejauh ini, jumlah investasi dari negara-negara Timur Tengah di Jawa Barat masih terbilang rendah. Sepuluh negara dengan investasi terbesar di Jawa Barat, diduduki oleh Jepang, Singapura, Belanda, Taiwan, Hongkong, Perancis dan British Virgins Island. Menyusul kemudian Malaysia, Korea Selatan dan Tiongkok,” Sebut Deddy.

“Oleh sebab itu, melalui ajang West Java Investor Forum hari ini, kami mengundang para investor dari negara-negara Timur Tengah, Negara-Negara ASEAN dan Anggota OKI lainnya, untuk menjadi bagian dari pelaku bisnis di Jawa Barat, mulai dari manufaktur, konstruksi, pertanian hingga pariwisata,” ajaknya.

Tak sampai disitu, Deddy juga menyebutkan terdapat sejumlah peluang investasi utama di Jawa Barat yang dapat dielaborasi pada ajang ini, seperti: Proyek pengembangan jalur kereta api LRT Bandung Metropolitan Area dan jalur kereta api Tanjungsari-Kertajati-Arjawinangun, Proyek pembangunan pelabuhan internasional Patimban dan Indonesia Halal Hub Logistik, Proyek pengembangan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB Kertajati) dan Bandara Nusawiru di Pangandaran.

Adapula pengembangan kawasan Industri yang berada di daerah Depok, Bekasi dan Karawang, Proyek pengembangan Legok Nangka Solid Waste Treatment and Disposal, Sistem penyediaan air bersih kawasan Cirebon Raya, proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air Mini (PTLM) Cikembang, serta Kawasan Wisata (Hotel, Restoran dan fasilitas pendukung lainnya) di kawasan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu.

Sejalan dengan kebijakan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat juga memiliki komitmen yang kuat untuk menghadirkan kemudahan usaha dan terus mendorong terpeliharanya iklim usaha yang kondusif di Jawa Barat, sehingga diharapkan dapat memperluas kesempatan kerja dan mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi inklusif yang lebih merata.

“Hal ini antara lain kami upayakan melaui inovasi penerapan 3-Hours Investment Licensing Service, dimana investor dapat memperoleh ijin pembangunan proyek investasi di kawasan industri dalam waktu 3 jam, penguatan daya dukung infrastruktur, ketersediaan energi, kepastian waktu dan biaya, menghilangkan hambatan usaha, serta dukungan lainnya untuk meningkatkan investasi di Jawa Barat,” katanya.

Adapun di sektor pariwisata, selain Pantai Pangandaran yang sudah dikenal, Jawa Barat juga masih memiliki garis pantai yang membentang sepanjang 400 km di wilayah selatan Jawa Barat, yang keindahannya tidak kalah dengan pantai-pantai di Bali.

Bahkan, di kawasan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu tidak lama lagi akan ditetapkan menjadi UNESCO Global Geopark. Disini terdapat pantai-pantai yang indah dengan kualitas ombak kelas dunia yang menjadi primadona bagi peselancar dalam dan luar negeri.

“Semoga rangkaian kegiatan West Java Investor Forum yang terdiri atas 3 (tiga) bagian besar, yaitu Business Forum, Business Matching, dan Site Visit ke lokasi proyek investasi dapat berjalan lancar, dapat memberikan gambaran bagi para Investor terkait dengan peluang investasi di Jawa Barat, serta menjadi pintu masuk untuk meningkatkan penanaman modal di Jawa Barat,” harapnya.

Alwi Shihab, selaku Utusan Khusus Presiden RI untuk Negara-Negara Timur Tengah dan Negara Anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI), mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Barat sangat membantu, dalam memfasilitasi semua apa yang diinginkan investor. Ia pun berharap forum ini bisa menjadi jembatan untuk bisa mengetahui lebih lanjut, karena Jawa Barat adalah tempat investasi yang baik.

Alwi pun menyebutkan, bahwa IDB selaku lembaga keuangan internasional memiliki anggaran USD 5 miliar untuk diinvestasikan. Anggaran tersebut juga berpeluang untuk digunakan di beberapa proyek strategis di Jawa Barat.

Dia menekankan, negara-negara di Timur Tengah cukup tertarik untuk berinvestasi di Jawa Barat. Alwi mengungkapkan bahwa dari segi budaya, hingga potensi sumber daya alamnya, menjadi keunggulan tersendiri. “Jabar adalah tempat yang mereka minati dari kultur, lebih dekat ke jiwa orang Timur Tengah, ketimbang investasi di Bali. Ini keunggulan harus ditunjukan,” tambah Alwi.

“Sekarang kita bersama-bersama Pemda memberi penjelasan apa saja yang menjadi prioritas dan diberikan pada investor, dalam rangka memuluskan rencana mereka,” imbuh Dia.

CEO Islamic Corporation for the Development Khaled Al Aboodi menuturkan bahwa pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat cukup menggairahkan. Dia sangat meyakini, pengusaha asal Timur Tengah bisa menanamkan modalnya di sejumlah proyek di Jawa Barat.

“Pertumbuhan ekonomi yang sedang terjadi di Jabar sangat bagus dalam investasi. Saya pikir ini bisa dimanfaatkan oleh negara-negara di Timur Tengah untuk lebih berani menanamkan investasi di Jawa Barat,” pungkas Khaled. (hms/rls)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*