CIREBON – Tim investigasi Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon kini masih mendalami kasus meninggalnya bayi Fivin Endar Sari dan Mohammad Juhana warga Desa Cempaka Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon yang sampai tak kunjung ada hasilnya.
Perlu diketahui kasus meninggalnya bayi Fivin ini hampir persis dengan kasus bayi Debora yang juga meninggal dan sempat menjadi viral beberapa waktu lalu. Bayi Fivin meninggal dunia diduga karena pihak rumah sakit yang telah memperlambat penanganan dan juga persoalan administrasi pendaftaran.
“Saya dan istri saya pada tanggal 9 September 2017 sekitar pukul 08.00 WIB datang ke rumah sakit Mitra Plumbon guna memeriksakan kondisi istri, karena sore hari tanggal 8 September itu mengalami kontraksi berkelanjutan, namun saat diperiksakan ke poliklinik rumah sakit tersebut istri saya langsung dirujuk ke IGD, dengan waktu yang bersamaan sayapun dimintain uang DP administrasi, padahal istri saya masuk dalam anggota BPJS,” kata Juhana suami Fivin orang tua bayi Fivin.
Dikatakan Juhana, saat dimintai uang DP administrasi, pada saat itu belum mempersiapkan uangnya, Juhana terpaksa mencari uang untuk membayar DP tersebut.
“Kurang lebih pukul 09.00 WIB pada saat itu saya dimintai uang DP dan dijadwalkan operasi caesar pukul 13.00 WIB, karena saya tidak membawa uang maka saya mencari uang pinjaman dan berhasil mendapatkan uang untuk DP tersebut sekitar pukul 12.00 WIB, lalu saya serahkan uang itu tapi istri saya ditunda operasi caesarnya hingga pukul 20.00 – 21.00 karena keterlambatan DP tetapi itupun tidak dilakukan pukul 20.00 maupun 21.00 dan baru dilakukan operasi caesar pukul 01.00 WIB,” jelasnya.
Sementara itu Kamis (5/10/2017) Tim investigasi Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon beserta Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), POGI, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan rumah sakit Mitra Plumbon melakukan penyinkronan data guna mencari hasil kesimpulannya. Namun dari rapat investigasi yang berlangsung sengit hingga berjam-jam itupun belum ada hasil kesimpulannya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, Enny Suhaeni dalam sesi jumpa pers dihadapan wartawan mengungkapkan dari mulai pukul 14.30 hingga pukul 21.00 WIB banyak kalangan profesi yang berbeda-beda ini sudah menindaklanjuti kasus kemarin yang telah terjadi atas bayi Fivin.
“Karena baru menginvestigasi baik dari management maupun investigasi medis baru selesai sehingga belum mendapatkan kesimpulan apapun dan mungkin masih ada beberapa kali pertemuan lagi baru akan ada kesimpulannya,” kata Enny kepada wartawan.
Lebih lanjut disampaikan Enny, dari keputusan yang belum dapat disimpulkan tersebut masih akan mendalami dengan beberapa pertemuan-pertemuan kembali termasuk meminta klarifikasi terhadap pasien orang tua bayi Fivin tersebut.
“Secepatnya akan kita dapatkan kesimpulannya, namun karena orang tua bayi Fivin berhalangan hadir pada rapat investigasi ini hasil kesimpulannya belum ada, kalau saja orang tua bayi Fivin hadir dan hasil kesimpulannya didiskusikan mungkin besok atau lusa bisa rekomendasi apa yang akan dikeluarkan,” ungkapnya.
Saat disinggung mengenai Dinas Kesehatan yang sudah sering berkomunikasi dengan pasien orang tua bayi Fivin namun apa yang akan digali kembali, Enny menambahkan memang pihaknya telah mengantongi data-data bahkan rekaman klarifikasi dari orang tua bayi Fivin tersebut.
“Kita Tim investigasi ini ingin mendengar secara langsung keluhan-keluhan yang dialami di rumah sakit Mitra Plumbon ini. Bahkan ini sudah langsung diperintahkan oleh Kementerian Kesehatan RI supaya orang tua bayi tersebut dihadirkan kembali dan ditanya kembali, kemudian kita kroscek dengan pihak rumah sakit itu sendiri,” pungkasnya. (gfr)