CIREBON – Ulama besar Kabupaten Cirebon menyuarakan keprihatinan terhadap Kabupaten Cirebon, menurutnya Kabupaten Cirebon sangat tertinggal jauh dibandingkan dengan daerah lainnya. Alangkah baiknya kepemimpinan Kabupaten Cirebon untuk periode berikutnya harus ada perubahan.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Rabhitah Ma’had Islamy (RMI) Cirebon, KH Badruddin Hambali. “Kabupaten Cirebon ini sebetulnya butuh bupati baru yang humanis, nasionalis plus religius, sosok pemimpin yang tidak hanya cinta terhadap Tanah Airnya dan paham akan pentingnya nilai-nilai kemanusiaan dan kebangsaan. Tapi juga peduli pada kalangan santri dan para ulama,” ujar KH. Badruddin Hambali, saat ditemui di Pondok Pesantren As-Salafiyyah, Jum’at (15/9/2017).
Dikatakan Kang Bad sapaan akrabnya, sosok pemimpin itu adalah sosok yang bisa dan bisa menjadi panutan masyatakatnya. Bukan memberikan contoh yang tidak baik terhadap rakyatnya. “Khalifah atau pemimpin itu sebaiknya memberikan contoh yang baik, jujur serta amanah. Dan diharapkan harus ada sosok yang dipercaya baik ucapan dan perkataanya. Tidak mengkhianati janji-janjinya sebelum dan setelah dipilih warga Kabupaten Cirebon, ” imbuhnya.
Diakuinya, bila PDI Perjuangan berhasrat jagoannya di Pilkada 2018 mendatang terpilih kembali, DPP PDI Perjuangan harus menyodorkan nama-nama yang baru sesuai dengan harapan warga Kabupaten Cirebon. “Bukan lagi figur yang lama yang memang banyak merugikan warga Cirebon dan partainya sendiri,” tegasnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh KH. Taufiqurrahman Ponpes Gedongan, baginya, orang nomor satu di Kabupaten Cirebon seyogyanya adalah tokoh baru yang memang disukai oleh berbagai macam kalangan dan benar-benar terpecaya ucapan serta perbuatannya.
“Saya tidak mau menyebut nama. Tapi, saya akan setuju dan sepakat bila bupati Cirebon itu punya karakter yang eman dengan warganya, hubbul wathan (cinta tanah air) dan amanah. Kalau yang sekarang kan anda tahu sendiri,” terang KH. Taufiqurrahman. (gfr)