Home » Cirebon » Dave: Insiden “Segel Gula” Sama Saja Matikan Ribuan Nyawa!

Dave: Insiden “Segel Gula” Sama Saja Matikan Ribuan Nyawa!

CIREBON – Permasalahan disegelnya gula petani yang berada dibeberapa Pabrik Gula (PG) di Kabupaten Cirebon, mendapat sorotan berbagai tokoh politik. Salah satunya, Dave Ambarshah Fikarno yang menilai terdapat kebijakan salah yang diberlakukan oleh pemerintah. Pasalnya, kebijakan menyegelnya gula petani sama halnya dengan mematikan ribuan nyawa, Sabtu (26/8).

“Para petani ini sudah menanam berahun-tahun, pada saat sudah memanen, ternyata malah disegel, itu mematikan para petani,”tegasnya kesejumlah awak media, kemarin. Pasalnya, para petani yang telah bertahun-tahun menanam, berharap untuk bisa mendapatkan hasil yang cukup dari hasil panen. Tetapi ketika hasil panennya malah disegel, itu merupakan kedzaliman pemerintah. Belum lagi, sampai sejauh ini, terang dia belum adanya solusi yang jelas yang diberikan oleh pemerintah. Padahal, untuk bisa sampai memanennya, petani telah mengeluarkan pembiayaan yang tidak sedikit.

“Sedangkan mereka pun memiliki tanggungan, baik tanggungan untuk keberlangsungan bertani tebu mapun tanggungan membiayai keluarga untuk biaya hidup sehari-hari, maka disegelnya itu, merupakan kedzaliman pemerintah yang gagal mengawal rakyat,”tegasnya.

Maka dari itu, ia mengaku hadir sebagai upayanya untuk menyerap aspirasi dari masyarakat Cirebon, dan para petani tebu khususnya. Ia mengaku telah memilih data dan mendengar secara langsung keluhan petani. Maka dari itu, bentuk keberpihakan dirinya dengan petani tebu Cirebon, ia menegaskan akan menyelesaikan persoalan tersebut, dengan melakukan kordinasi kepada kementrian terkait. “Akan kita perjuangkan, agar segerakan mengeluarkan solusi yang jelas dan tindakan yang tegas yang memiliki keberpihakan kepada para petani,”tuturnya.

Menurutnya, persoalan di segelnya gula petani, tidak hanya berdampak pada petani secara pribadi saja, tetapi lebih dari itu memiliki dampak yang yang luas. Ia menggambarkan tentang kehidupan keluarga petani yang hanya mengandalkan dari hasil panen tebu. Tentunya,terang dia, manakala terjadi demikian, pendapatan dari hasil panen tersebut tidaklah ada, maka nyawa pun di pertaruhkan ketika kepala keluarga hanya berpegang pada penghasilan hasil panen tebu. “Puluhan keluarga ternodai karena kebijakan pemerintah ini,”ucapnya.

Ia menilai, dengan beredarnya informasi seputar harga gula yang telah dipatok oleh bulog, menurutnya pemerintah mestinya menggunakan harga jual tinggi, bukan harga jual rendah. Lebih dari itu, ia menegaskan bahwa pemerintah harus bisa menyerap gula petani, jangan sampai ketika persoalan gula minim, cara menyelesaikan persoalan tersebut dengan diadakannya impor. “Gula kita sebenarnya banyak, kenapa malah membeli gula dari Cina misalkan, itu malah akan mematikan para petani Indonesia,”pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*