800 Ton Gula Menumpuk di PT PG Rajawali II, Petani Tebu Menjerit
CIREBON – Lebih kurang 800 ton gula menumpuk di gudang PT PG Rajawali II, Babakan Kabupaten Cirebon. Semua itu dikarenakan tidak adanya pembeli yang tertarik untuk membeli gula dari petani, dengan alasan adanya tarikan PPN oleh pemerintah, Senin (14/8).
Sebelumnya, telah ditemukan adanya peredaran gula rafinasi yang menumpuk di salah satu gudang di Cirebon. Sehingga diduga kuat terjadinya sepi pembeli dikarenakan adanya gempuran gula yang didatangkan dari luar. Padahal, pasokan gula dalam negeri menumpuk belum ada yang menyentuhnya.
Ketua BPD Asosiasi Petani Tebu Republik Indonesia (APTRI) Jawa Barat, H Budi Tahrudin menyayangkan atas kurangnya pengawasan dari Satgas Pangan. Pasalnya belum lama ini telah ditemukan adanya tumpukan gula rafinasi, tetapi selang beberapa jam gula tersebut sudah tidak berada ditempat. Tentunya, hal itu patut untuk dicurigai, manakala memiliki ijin resmi kenapa mesti terburu-buru.
Seperti yang diungkapkan oleh H Dono, salah satu petani tebu dari Cirebon Timur, bahwa atas terjadinya situasi demikian, menurutnya telah menyebabkan para petani menjerit. “Adanya gula rafinasi tersebut, produksi gula dari petani tidak laku dipasaran, menyebabkan kami tercekik. Padahal kami untuk bisa memproduksi dan menghasilkan gula memerlukan biaya, tentunya kami ingin gulanya laku dibeli itu saja,” ujarnya.
Hal itu cukup beralasan, agar petani bisa melangsungkan proses cocok tanam tebu. Maka ketika keadaan gula tetap tidak ada yang membeli, menjadi kekhawatiran tersendiri untuk kelangsungan petani tebu. Maka dari itu, ia memohon kepada para pejabat yang memiliki kaitan dengan gula, untuk bisa memberikan kebijakan yang berpihak kepada para petani.
“Kami lapar, kami perih apakah kami selaku petani tebu juga memiliki tanggung jawab untuk menyekolahkan anak, dan berhak hidup layak. Gula sudah menumpuk begini, kalau tidak laku, buat apa kita menanam tebu lagi,” imbuh Dono dengan rasa kecewa.
Maka dari itu, ia menuntut agar Satgas Pangan segera turun melakukan pengecekan, kepada seluruh pengusaha gula. “Untuk memeriksa seluruh pedagang gula, karena semua ini terjadi tidak lepas dari bebasnya gula rafinasi yang dikonsumsi oleh masyarakat tanpa ada tindakan dari Satgas Pangan,” tegasnya. (crd)