Home » Cirebon » KCBI Ungkap Carut Marut SMK Darul Falah Astanalanggar

KCBI Ungkap Carut Marut SMK Darul Falah Astanalanggar

CIREBON – Warga Astanalanggar, Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon, sejak tahun 2010 memendam keluhan atas kinerja mantan Kepsek SMK Darul Falah Astanalanggar, Kecamatan Losari, akhirnya warga mengadu kepada LSM KCBI, (30/01/2017).

Sofi Ahmad alias (Doyet) mengungkapkan, selaku Ketua Ksm LSM KCBI Losari perwakilan masyarakat Desa Astanalanggar yang sejak tahun 2010 terpendam kepada “JP”. Awal berdirinya sekolah tersebut, sangat didukung oleh masyarakat hingga beberapa kebutuhan agar pembelajaran berjalan. Hingga akhirnya berkembang dan berjalan mandiri, bahkan bisa memiliki tambahan gedung belajar yang terbilang sangat cukup. Akan tetapi justru membangun dinasti pengajar yang membuat beberapa kejanggalan terjadi tetapi selalu ditutup-tutupi. “awalnya, beberapa kali kalau membangun gedung ada pekerja yang membawa material kerumah kepala sekolah, dan saat pekerja ditanya ternyata dari sekolah untuk kepentingan rumah kepala sekolah,“ Kata Doyet.

Masih dikatakan Doyet, perkembangan berlanjut hingga kini sudah bisa menjadi tempat pendidikan yang mumpuni. Hingga muncul hilangnya dana bos tahun 2016 sebesar Rp 114 juta, dengan alasan untuk membangun Ruang Kegiatan Belajar (RKB) sebanyak 2 lokal. Padahal saat itu sekolah mendapat bantuan sekitar Rp 300 juta. Hal itu membuat sejumlah warga mempertanyakannya, lantaran tidak pernah ada kegiatan dan kebutuhan belajar yang gratis. Tetapi siswa kadang dimintai patungan meski hanya Rp 2000an.

Dari persoalan tersebut akhirnya menyebar ke persoalan lainnya, saat ini diketahui kepala sekolah SMK Darul Falah, Kalwan Isom (53) ternyata pada sekitar bulan Mei 2016 lalu diangkat menjadi PNS Kemenag RI dan bertugas di KUA Kecamatan Pasaleman Kabupaten Cirebon. Meski kepala sekolah sudah digantikan oleh Rayati, tetapi Kalwan masih memegang keuangan sekolah, dengan bukti rekening bank dan laporan penggunaan dana bos atas nama dirinya. “Warga sebenarnya tidak mempersoalkan jika guru di SMK Darul Falah beranggotakan keluarga atau teman dekat Kalwan, asalkan benar menjalankannya, tetapi yang ada justru menutupi kebobrokan yang ada di sekolah,” keluhnya Doyet.

Senada juga dikatakan warga lainnya, Iing Farikhin yang mengeluhkan, Kalwan Isom terkesan memperkaya diri dari sekolah. Persoalan baru juga ditemukan, dimana pengakuan salah seorang guru honorer bernama Kamali, yang mengalami kecelakaan saat menjalankan tugas sekolah pada sekitar bulan Maret 2015, yang menyebabkan cacat fisik dan berhenti mengajar. Akan tetapi, ditemukan catatan penggunaan dana bos untuk pembayaran honorer atas nama dirinya sebesar Rp 900 ribu dengan tanda tangan yang dipalsukan. “Warga juga sudah menghubungi Kamali, dan mengaku hanya menerima honor Rp 700 ribu perbulan. Setelah keluar mengajar tidak pernah lagi mendapatkan honor dari sekolah, Kamali tidak merasa menandatangani penerimaan honor setelah kecelakaan,” paparnya.

Ditambahkannya, penyalahgunaan wewenang juga terjadi pada Kalwan yang saat ini sudah menjadi PNS di Kemenag, akan tetapi setiap bulan masih menerima uang sertifikasi layaknya masih menjadi kepala sekolah. Padahal Kalwan sudah bekerja di KUA Pasaleman, tetapi diakuinya setiap hari Sabtu masih menyempatkan diri mengajar di SMK Darul Falah, yang jadi pertanyaan warga, apakah Kalwan Isom masih layak menerima sertifikasi sesuai persyaratan dengan kondisinya saat ini? sementara guru honorer lain masih banyak yang membutuhkan. “Warga hanya ingin Kalwan Isom memilih mau mengabdi ke SMK Darul Falah atau konsentrasi ke pekerjaan barunya, yayasan ini milik masyarakat dan masih banyak yang bisa mengabdi disini,” tegasnya.

Pengurus pusat KCBS Jakarta yang turun ke Cirebon selama 3 hari menindaklanjuti laporan masyarakat, T M Tehupuring kepada “JP” menambahkan, dari hasil penelusuran baik ke masyarakat maupun sekolah, ditemukan banyak tindak kesalahan bahkan mengarah ke tindak pidana. Kondisi belajar mengajar juga kurang terpantau maksimal, lantaran meski siswa malas berangkat asalkan bayaran SPP tepat waktu ada jaminan lulus sekolah.

Ketua Komite sekolah Usman Suwato ternyata juga sudah digantikan Syarif pada September 2016 lalu tanpa ada pemberitahuan. Pihaknya hanya berharap agar penggunaan dana oleh oknum yang bukan haknya segera untuk dikembalikan ke sekolah, dan melaksanakan standar pembelajaran yang baik dan benar. “Kalwan Isom memang punya jasa di sekolah tersebut, tetapi tindakan Kalwan sangat mencolok mata, kami sudah mengingatkan untuk segera memperbaikinya, kami hanya tidak ingin ada Isom-Isom lain di sekolah lainnya,” jelasnya.

Sementara itu, pihak sekolah saat dikonfirmasi baik Kepsek Rayati maupun Kalwan Isom senin (30/1) tidak ada di sekolah. Wakasek kesiswaan Rudi, yang menerima wartawan tidak bisa memberikan jawaban karena kewenangan tersebut ada di kedua orang yang dimaksud, dan menjanjikan akan menemuinya keesokan harinya. Namun pada selasa ( 31/1) ketika awak media akan menemuinya, justru dihadang satpam dipintu gerbang, dengan alasan tak ada satupun kepsek, wakasek ataupun guru yang bisa ditemui untuk dilakukan konfirmasi. (crd)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*