CIREBON – Kusta yang juga dikenal dengan nama lepra atau penyakit hansen adalah penyakit yang menyerang kulit, sistem saraf perifer, selaput lendir pada saluran pernapasan atas, serta mata. Sistem saraf yang diserang bisa menyebabkan penderitanya mati rasa. Kusta sendiri disebabkan oleh sejenis bakteri yang memerlukan waktu 6 bulan hingga 40 tahun untuk berkembang di dalam tubuh. Tanda dan gejala kusta bisa saja muncul setelah bakteri menginfeksi tubuh penderita selama 3 hingga 5 tahun.
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P3M) pada Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, Nanang Ruhyana mengatakan, penyakit kulit jenis Kusta di Kabupaten Cirebon untuk tahun 2016 lalu ada penemuan baru yaitu sebanyak 245 kasus terdiri dari kusta basah ada 25 dan kusta kering sebanyak 280 sedangkan yang sedang ditangani sebanyak 233 kasus.
“Dibandingkan dengan tahun sebelumnya tahun 2015 lalu ada peningkatan, karena kita ada perubahan strategi untuk mengetahui gejala penyakit kusta itu sendiri yaitu dengan cara memberikan formulir setelah itu ada gambar tubuh lalu suruh menandai bagian tubuh mana yang terdapat ciri-ciri kusta dan besoknya kita periksa dan kalau metode terdahulu itu kita langsung periksa. Sedangkan untuk kasusnya tahun 2015 itu sebanyak 224 kasus,” jelas Nanang kepada wartawan saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (26/1/2017).
Dikatakan Nanang, penyakit Kusta ini tergolong penyakit yang tidak berbahaya tetapi lebih banyak yang disangka banyak orang ini lebih cenderung takut melihat orang yang terkena penyakit kusta itu sendiri dan masyarakat ini masih beranggapan bahwa penyakit kusta ini adalah penyakit kutukan.
“Jadi kusta ini bukan penyakit kutukan bahkan bisa disembuhkan dalam waktu singkat yaitu satu tahun. Penyebab penyakit kusta itu sendiri dari bakteri Mycobacterium lepra dan bakteri itu ada disekitar kita dan cenderung bakteri itu berkembang biak karena kondisi lingkungan yang kumuh. Penularannya pun bisa kontak langsung maupun sama seperti TBC penularan melalui pernapasan,” katanya.
Upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, lanjut Nanang, pihaknya selalu melakukan penyuluhan dan sosialisasi serta penemuan dini yaitu jangan sampai masyarakat itu menjadi cacat. “Kalau sudah terjadi cacat atau yang biasa disini menyebutkan “kiting” itu sangat susah untuk disembuhkan. Di kita semua puskesmas sudah bisa menangani kasus penyakit kusta ini dan perlu digaris bawahi obatnya gratis dan tersedia dipuskesmas tersebut,” ungkapnya.
Ditambahkannya wilayah penyebaran kusta di Kabupaten Cirebon paling banyak didominasi dari wilayah timur Kabupaten Cirebon karena berdekatan langsung dengan pantai. Sedangkan untuk peringatan hari Kusta yaitu tanggal 29 Januari mendatangkan pihaknya yang pertama melakukan sosialisasi diradio, menyebarluaskan informasi melaui puskesmas dengan cara memasang spanduk ditiap puskesmas dan melakukan pemeriksaan mulai dari sekarang.
“Nah setiap pasien yang masuk ke Puskesmas wajib tes kusta apakah pasien tersebut mengidap kusta atau tidak dan tidak menutup kemungkinan petugas lapangan tetap mencari, dan tema untuk kusta tahun ini adalah Kusta temukan secara dini tidak ada cacat dan tidak ada stigma,” tambahnya.
Diakuinya Kabupaten Cirebon ini tergolong tinggi dari segi penyakit kustanya yaitu urutan ketiga setelah Indramayu se-Provinsi Jawa Barat. “Kabupaten Cirebon ini berada diposisi ketiga setelah Subang dan Indramayu se-Provinsi Jawa Barat, mengapa demikian karena ada sejarahnya yang konon katanya Cirebon ini menjadi perhatian jaman Belanda Cirebon adalah endemis kusta,” tukasnya. (gfr)