TASIK – Sering mengamuk dan merusak rumah, seorang remaja di Tasikmalaya Jawa Barat, terpaksa dipasung orang tuanya dalam gubuk/kotak berukuran 1 Meter. Tragisnya, anak pertama dari dua bersaudara tersebut dikurung sudah hampir 8 tahun. Hingga menyebabkan tangan kaku dan kakinya lumpuh tidak bisa berjalan. Malang nasib Feri Hedianto (16) anak pasangan Aan Dan Kaenah warga Citamiang, Desa Pasir Mukti, Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya, Selasa(24/01/2017).
Anak pertama dari dua bersaudara tersebut harus rela tinggal sendirian di dalam gubuk ukuran 1 Meter persegi dengan tinggi 1 Meter, di belakang rumahnya. Tragisnya lagi, remaja usia 16 Tahun ini harus kedinginan setiap malam, karena di dalam gubuk tidak di sediakan selimut dan bantal. Orang tua Feri hanya bisa pasrah, anaknya terpaksa di kurung dalam gubuk karena kerap mengamuk dan merusak rumah tetangga lainnya juga.
Menurut Kaenah, awalnya anaknya normal seperti remaja lainnya, namun saat usia 9 Tahun Feri kerap berteriak dan sering mengamuk tanpa sebab. “Sebelum di kurung dalam gubuk kumuh, Feri sudah beberapa kali di bawa ke Dokter untuk di lakukan pengobatan, namun tidak sembuh malah semakin parah,” ujarnya.
Lanjut ibu kandung Feri, bahkan pengobatan ke dukun kampung pun sudah dilakukan, namun Feri yang kini kondisinya sudah lumpuh, tidak ada perubahan. Kedua orang tua Feri hanya bisa pasrah, karena tidak memiliki uang untuk berobat. Orang tua Feri sehari-hari hanya sebagi buruh petani, sehingga kedua orang tuanya sudah tidak mampu untuk membawanya berobat.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Cineam Wawan Rudiawan mengatakan, pihaknya sudah melakukan upaya untuk membantu keluarga Kaenah dengan memberi bantuan Obat, untuk meringankan keluarganya. Namun, upaya pengobatan yang di kontrol setiap seminggu sekali, tidak ada perubahan. Karena, kondisi Feri semakin memprihatinkan
Kini kedatangan tamu dari Yayasan Fadal Nursyabaniah. Lanjut wawan, berkat kepedulian jajaran Pengurus Yayasan, langsung membawa Feri untuk di lakukan pengobatan di kampung Pamegatan, Kecamatan Gunung Tanjung, Kabupaten Tasikmalaya. Saat ini, Feri sudah dibawa Pengurus Yayasan, untuk dilakukan pengobatan secara gratis. Keluarga berharap, Feri bisa sembuh dan normal seperti anak-anak lain. (and)