CIREBON – Polemik Tempat Pembuangan Sampah (TPA) Gunung santri, yang enggan dibuka kembali oleh masyarakat desa Kepuh Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon menaruh pertanyaan Ketua DPRD Kabupaten Cirebon, mustofa. Selasa (24/1/2017). Mustofa menanyakan, saat perubahan Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) yang baru ini tidak membahas terkait dengan pembukaan atau mengaktifkan TPA Gunung Santri kembali, tetapi dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (DCKTR) saat itu lebih memfokuskan untuk pengadaan tiga titik TPA yang baru. “Makanya saya kaget kenapa ada wacana gembor-gembor TPA Gunung Santri mau diaktifkan kembali,” kata Mustofa kepada wartawan.
Diakuinya, pada saat itu Dinas terkait untuk meminta bantuan pengadaan mobil pengangkut sampah. “Waktu itu dinas terkait meminta mobil pengangkut sampah kita support, dan kedepan 2017 ini DCKTR tersebut mengajukan permohonan untuk pengadaan tiga titik TPA yang baru, yang berlokasi dibarat tengah dan timur, nah pada saat pengajuan dinas tersebut tidak mengajukan bahwasanya akan ada pengaktifan kembali TPA Gunung Santri ini,” jelasnya.
Lebih lanjut disampaikan Mustofa, jangan-jangan ini dipolitisasi karena dengan kondisi tahun-tahun lalu bakal susah. “Karena saya lihat ini ada kepentingan politis dan lebih baik menurut saya apa yang sudah disampaikan ke kita selaku DPRD melaksanakan apa yang sudah dalam pembahasan jangan melebar untuk membuka TPA Gunung Santri kembali, kan sekali lagi tidak ada pembicaraan terkait pembukaan Gunung Santri itu,” ungkapnya.
Menurutnya, diakhir ia menjelaskan, kepentingan politik pada kepemimpinan sekarang ini sebentar lagi mendekati pemilihan kepala daerah dan bisa saja. “Karena apa pendekatan secara persuasif tidak dilakukan awalnya, kenapa ujung-ujungnya meminta di buka dan mengiming-imingi embel-embel inilah itulah, dan ini karena didesak kebutuhan karena kondisi saat ini sampah yang menumpuk dimana-mana dan pasti saya jamin ada kepentingan politik yang masuk kedalam itu semua,” tukasnya. (gfr)