CIREBON – Kita sebagai manusia pasti semuanya ingin hidup normal seutuhnya tidak kurang satu apapun baik itu dari postur tubuhnya yang normal seutuhnya maupun dari segi fisiknya yaitu memiliki semua organ tubuh yang sehat dan sempurna. Tidak sebaliknya yang dirasakan oleh puluhan ribu teman-teman kita ada yang tidak sesempurna manusia seutuhnya (Penyandang Cacat/disabilitas).
Data penyandang cacat/disabilitas yang berhasil dihimpun jabarpublisher.com dari Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Cirebon menyebutkan data pertahun 2014 sebanyak 10.876 orang penyandang cacat. Namun dari sebanyak penyandang cacat tersebut hingga sekarang nasib penyandang cacat tersebut tidak ada kepedulian dari berbagai pihak.
“Kalau sesuai data yang ada di Dinsos dari 10.876 orang tersebut yang bisa menggunakan hak pilihnya untuk menyalurkan hak suara pada Pemilu maupun Pemilukada itu sebanyak 900 orang, nah itu data pada tahun 2014, kemungkinan besar ditahun 2018 yang akan datang pada Pemilihan kepala daerah maupun 2019 Pemilihan umum baik itu Presiden maupun legislatif bisa bertambah,” kata Kepala Dinas Sosial Kabupaten Cirebon, Maryono yang disampaikan oleh Kasi Penyandang Cacat, Edi saat ditemui diruang kerjanya, Selasa (20/12/2016).
Dikatakan Edi, pihaknya berharap ada perhatian lebih dari berbagai pihak untuk penyandang cacat/disabilitas ini, karena mereka ini (penyandang cacat/disabilitas) perlu hidup layak seperti manusia seutuhnya. “Ini khususnya untuk kemarin yang dipilih oleh penyandang cacat baik itu anggota DPRD, Bupati maupun lainnya, ini agar diperhatikan lagi dong, jangan enak diambil suaranya saja, tetapi nasib kehidupan mereka tidak diberikan perlakuan khusus oleh mereka,” ungkapnya.
Lebih lanjut dikatakan Edi, pihaknya miris melihat teman-teman yang penyandang cacat ini, pemerintah Kabupaten Cirebon pada tahun 2016 ini cuman menanggarkan 253 juta saja itupun untuk 100 orang. “Lebih mirisnya lagi ditahun 2017 yang akan datang untuk penyandang cacat anggarannya dipangkas habis hanya setengahnya dari tahun 2016 yaitu sebesar sekitar 175 jutaan, ini kasian dong mas, mana bentuk perhatiannya,” katanya.
Sebenarnya, lanjut dia, perhatian lebih ini yang sangat urgent dalam bentuk bantuannya. Karena para penyandang cacat ini tidak bisa hidup tanpa ketergantungan orang lain. “Kita hanya bisa memberikan pelatihan kegiatan yaitu menjahit dan sablon itu pun yang sudah berjalan. Dan kembali lagi kemampuan kita hanya 20 orang yang dianggarkan dari dana APBD,” lanjutnya.
Diakhir, mungkin ini yang perlu diingat dan diketahui oleh semua pihak bahwa setiap tanggal 3 Desember itu adalah peringatan disabilitas. “Mungkin belum banyak yang tahu ya, bahwa tanggal 3 Desember itu adalah peringatan hari disabilitas. Kami berharap sekali lagi kepada seluruh pihak, baik itu Bupati, Anggota DPRD, kuwu harus ada perlakuan khusus untuk dia (penyandang cacat/disabilitas),” harapnya. (gfr)