Home » Cirebon » Dinkes Lamban Lakukan Fogging, Wabah DBD Di Gebang Makin Menggila

Dinkes Lamban Lakukan Fogging, Wabah DBD Di Gebang Makin Menggila

CIREBON – Sudah tiga hari paska meninggalnya Fakhri Ramadhani (4) balita asal Dusun 05 Desa Gebangkulon Kecamatan Gebang hingga saat ini, Senin (19/12) belum juga ada upaya dari pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon untuk melakukan foging disekitar rumah korban.

Warga mengkhawatirkan virus Demam Berdarah Dengue (DBD) akan menyebar dan menyerang balita bahkan orang dewasa lainnya, pasalnya ada dua anak menyusul dirujuk ke Rumah Sakit Waled yang diduga DBD.

Salah seorang warga yang juga paman Fakhri Ramadhani, mengatakan, hingga saat ini belum ada petugas yang melakukan foging, menurutnya biasanya kalau ada korban DBD dan sampai jatuh korban, pihak petugas dari Dinkes langsung melakukan foging, akan tetapi paska meninggalnya Fakhri sabtu (17/12) himngga sekarang belum juga ada petugas yang melakukan foging.

Dirinya khawatir wabah DBD akan menyebar mengingat sebelum meninggalnya Fakhri, beberapa hari sebelumnya ada tetangganya yang terkena DBD hingga muntah darah. “Kemungkinan virus DBD kan dari lingkungan sekitar rumah korban, kita sebabagai warga hanya khawatir saja kalau virus itu masih berkeliaran dan menyerang anak-anak lain hingga jatuh korban lagi, seharusnya Dinkes tanggap,” harapnya.

Senada juga disampaikan Kasi pemberdayaan masyarakat Desa Gebangkulon Hasanudin, dirinya saat ini disibukkan tiap hari menghantar warga yang menderita DBD susulan paska meninggalnya Fakhri Ramadhani, yakni Sri Ayu Astuti (10) putri pasangan Siun dan Wastur  warga Dusun 05 RT. 01/1 yang dirujuk ke RS Waled pada sabtu malam (17/12) serta Lita Juheri (10) putri pasangan Dulman dan Nurhasanah warga Dusun 06 RT. 02/12 yang juga tetangga Anisa (13) penderita DBD yang masih menjalani perawatan di RS Waled, serta Radit (3) putra pasangan Rohadi – Tia warga Dusun 02 Desa Gebangkulon.

“Dua warga menyusul harus dilarikan ke RS Waled meski hasil dari diagnosa keduanya belum diketahui namun trombositnya menurun secara drastis, dan Radit yang sudah 5 hari dirawat posistif DBD,” terangnya.

Sementara itu Kepala Puskesmas Gebang, H. Imam Supardi, saat dimintai keterangannya mengatakan, bahwa pihaknya memang telah melakukan langkah sigap dengan melaporkan kejadian tersebut ke pihak Dinkes Kabupaten Cirebon, namun harus diakui bahwa proses pengajuan untuk dilakukannya foging ada daftar tunggu mengingat petugas yang terbatas, pihak puskesmas tidak ada wewenang untuk melakukan foging sendiri sehingga puskesmas hanya melaporkan dan mengajukan untuk dilakukannya foging. “Kita sudah secepatnya melakukan langkah, tetapi kita juga harus menyadari bahwa yang mengajukan foging bukan kita saja, sementara petugas foging juga terbatas, tapi kita setiap waktu coba hubungi melalui sambungan handphone untuk segera melakukan foging ke Gebang,” jelasnya.

Diterangkannya, harapan warga yang menginginkan dilakukan foging secara menyeluruh, pihaknya menjelaskan jika pelaksanaan foging ada kewenangan khusus karena yang disebar adalah racun sehingga tidak bisa seluruh wilayah difoging, akan tyetapi pihaknya mengusulkan titik-titik tertentu yang diduga asal dari virus DBD tersebut mulai terjangkit, dari titik lotus tersebut petugas melakukan foging sekitar radius maksimal 100 rumah. “kita hanya melaporkan dan menentukan titik lotus, dan petugas khusus yang akan melakukan foging,” terang Imam.

Ditambahkan Imam, wilayah Kecamatan Gebang diakui mengalami peningkatan penderita DBD, menuirutnya sampai pada ahir nopember 2016 tercatat dari laporan yang masuk ada 73 penderita DBD, hal itu juga diakui beberapa warga yang memang mendapat surat keterangan dari rumah sakit namun tidak melaporkannya ke pihak Puskesmas, untuk itu pihaknya berharap kepada pemerintah desa dan warga untuk membantu petugas melaporkan jika ada temuan adanya warga yang terkena DBD.

Selain itu menurutnya pihak Puskesmas telah melakukan koordinasi dengan muspika Gebang dan rencananya pada hari jumat (23/12) akan dilakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara menyeluruh yang melibatkan semua komponen masyarakat, pemdes, muspika dan UPT. “Pada musim hujan berkembangnya nyamuk aedes aegypti lebih banyak, maka kita telah koordinasi dengan Muspika bahwa pada jumat mendatang kita laksanakn PSN diseluruh wilayah Kecamatan Gebang, kita dari Puskesmas, muspika dan UPT juga aklan ikut turn,” jelasnya. (crd)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*