BEKASI – Ahmad Dhani menegaskan, pencidukkan dirinya bersama 9 tokoh lainnya untuk menghalanginya hadir di aksi damai 212. Calon wakil Bupati Kabupaten Bekasi itu juga tidak melakukan makar terhadap pemerintahan Jokowi.
“Pencidukkan aktivis hanya untuk menghalangi aktivis hadir ke aksi damai 212,” beber Dhani kepada jabarpublisher.com, Senin (05/12). Dia juga menjelaskan, penangkapan terhadap dirinya terjadi sekitar pukul 02.30 WIB. “Saya nginep di hotel Sari Pan Pacific hanya menemani anak saya saja. Doel yang menginap di hotel saat itu,” katanya.
Dengan begitu, tidak ada kegiatan yang ditudingkan makar kepadanya. Dia juga menilai, tidak tepat apabila dirinya dikatakan melakukan dugaan makar. Apalagi, secara hukum pun tidak memiliki kriteria jika dirinya berencana ingin menggulingkan kekuasaan yang sah.
“Pasal 107 menegaskan bahwa makar adalah menggulingkan kekuasaan dengan cara tidak sah, sementara tergulingnya pemerintah melalui sidang MPR itu sah. Jika pemerintah terguling dengan cara yang sah itu bukan makar yang dimaksud di pasal 107,” paparnya.
Dirinya mengatakan, ada hikmah yang didapat dari penangkapan dirinya saat akan terjadi aksi damai 212 itu. Dhani secara langsung bisa bercengkrama dengan dua Jenderal Purnawirawan Angkatan Darat, yaitu Mayor Jenderal Kivlan Zein dan Brigadir Jenderal Adityawarman.
“Sebelumnya tidak pernah sama sekali ada komunikasi saya dengan mereka. Saya juga selama ini tidak pernah punya nomor telepon dengan kedua tokoh Angkatan Darat yang dulu dijuluki tentara hijau,” ujar Dhani.
Saat pertemuan itu, Dhani bersama dua Jenderal itu bertukar cerita bagaimana mereka diciduk kepolisian. Mayjen Kivlan Zein katanya, bercerita ketika pintu kamar digedor dan dibuka. “Beliau kaget, seisi ruang tamu dan ruang tengah sudah banyak polisi yang siap menciduk sang Jenderal yang tidak boleh melakukan apapun, selain berangkat menuju Mako Brimob,” ungkapnya.
Kivlan Zein meminta berangkat setelah Zuhur. Namun, dari kepolisian menolaknya. “Tidak bisa Pak, harus sekarang!” cerita Dhani seperti yang diungkapkan Kivlan Zein. “Ingat peristiwa penculikkan oleh PKI,” kata Kivlan Zein pada waktu itu.
Sementara itu, Brigadir Jenderal Adutyawarman, lanjutnya, malah kaget. Bangun tidur seisi kamar sudah banyak polisi dan data-data serta dokumen-dokumen disita yang dianggap penting. “Saya salut kepada Polri yang sudah berani melakukan semua itu kepada Purnawirawan Angkatan Darat, ini merupakan prestasi tersendiri bagi Polri. Mudah-mudahan adik junior Tito Karnavian bisa meniru keberanian seniornya,” pungkas Dhani. (fjr)