BOGOR – Puluhan pegawai Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan (DLLAJ) Kota Bogor resah dan lebih memilih mogok kerja, Senin (14/11). Ini dikarenakan gencarnya pemberantasan pungutan liar (pungli) Tim Sapu Bersih (Saber) Pungli Polresta Bogor Kota terhadap instansi pemerintah maupun badan usaha milik daerah (BUMD).
Aksi Tim Saber Pungli Polresta Bogor Kota ini dilakukan setelah berhasil menangkap sejumlah petugas Perusahaan Daerah (PD) Pasar Pakuan Jaya (BUMD Kota Bogor) dan DLLAJ Kota Bogor. Mereka ditangkap melakukan pungli terhadap pengemudi angkutan barang beserta barang bukti uang tunai pecahan Rp 10 ribu dan Rp 100 ribu.
Informasi dihimpun, aksi mogok kerja dalam bentuk tidak melayani masyarakat dan meminta Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menemuinya untuk mendengarkan keluhan terkait ketatnya pengawasan tim Saber Pungli hingga menangkap beberapa rekannya pada Jumat (11/11) lalu.
Akibat aksi mogok tersebut membuat warga Bogor, khususnya para pemilik kendaraan angkutan barang dan angkutan kota (angkot) membutuhkan dokumen berkendara berupa pengujian KIR, terlantar di area parkir Kantor DLLAJ Kota Bogor di Jalan Raya Tajur, Bogor Timur, Kota Bogor.
Aksi mereka dapat keluhan dari para pemilik angkot. Mahfud (28), pemilik angkot 02 Sukasari-Bubulak, mengaku hendak melakukan uji KIR dan dokumen berkendara agar bisa jalan karena harus dilengkapi surat-surat resmi dari DLLAJ Kota Bogor. “Saya nggak tahu ada acara apa. Kenapa dari pagi saya mengantre tapi tak juga dilayani, ternyata para petugas uji KIR nya mogok,” keluh Mahfud seperti dikutip merdeka.com.
Hal senada diungkapkan Edi Supriyadi (45), pemilik kendaraan angkutan barang. Dia mengaku kecewa dengan sikap petugas DLLAJ Kota Bogor lebih memilih mogok kerja dibanding melayani. “Saya enggak menyangka saja, mereka itu pegawai negeri sipil (PNS), kok bisa-bisanya mogok dan akhirnya menelantarkan kita-kita pemilik kendaraan angkutan barang yang mau mengurus uji KIR,” keluh Edi.
Sementara itu, Kepala DLLAJ Kota Bogor Rakhmawati membenarkan petugasnya melakukan aksi mogok karena adanya kegiatan Operasi Tangkap Tangan (OTT) Tim Saber Pungli Polresta Bogor Kota beberapa waktu lalu. “Saya dengar seperti itu, mereka khawatir, jadi ya mau tidak mau berhenti sejenak tadi pagi, ya karena memang ada sedikit persoalan, saya sudah bilang tadi buka dulu pelayanan, tapi anak-anak minta waktu dulu,” ujar Rakhmawati.
Dia berdalih, alasan anak buahnya mogok kerja karena merasa risih jika kinerja mereka masih terus diawasi. “Jadi gini, gimana sih kalau orang sudah benar bekerja tapi masih diikuti terus,” tegasnya. Para pegawai DLLAJ Kota Bogor sebagian besar Pegawai Negeri Sipil (PNS) ini meminta kejelasan soal aturan pungli diterapkan tim Saber Pungli. Itu demi tidak adanya salah paham soal aturan dari kedua instansi tersebut.
“Tadi saya juga memberikan motivasi kepada anak-anak, kalau kalian sudah bekerja benar sesuai aturan tidak macam-macam tidak usah takut dengan adanya tim Saber Pungli,” tegasnya.
Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto saat dikonfirmasi menegaskan pada prinsipnya ia mendukung penuh upaya penegakan hukum yang dilakukan tim Saber Pungli. Pihaknya sepakat mendukung penuh adanya penindakan aktivitas pungli.
“Kita juga akan koordinasi dengan kepolisian tentang sistem yang kita sepakati mana yang melanggar dan mana yang tidak. Seperti kasus pungli di PD Pasar Pakuan Jaya, tim Saber Pungli menangkap petugas pasar yang memungut kepada pemilik angkutan barang, apakah itu sah atau tidak itu sempat jadi perdebatan, ini harus diperjelas dulu,” tegas Bima usai memberikan pengarahan kepada para petugas DLLAJ Kota Bogor melakukan aksi mogok. (red/mdk)