TASIK – Hujan yang turun sejak Selasa (20/9) beberapa pekan yang lalau dalam intensitas tinggi dan berdurasi panjang, ditambah tingginya tingkat kerentanan tanah mengakibatkan banjir bandang yang menewaskan puluhan korban di daerah Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Sebagai wujud kepedulian terhadap bencana tersebut, kelompok pecinta alam Rampa dan Zaradika DCI serta
Kumpulan Jurnalis Tasikmalaya (KJT), kembali menyalurkan bantuan kemanusian untuk korban banjir bandang di Kabupaten Garut Jawa Barat. Bantuan yang di salurkan Kali ini penyalurannya dipercayakan melalui Makodim 0611 Garut di Jalan Veteran, Selasa (27/9) malam.
Salah satu Perwakilan kelompok pecinta alam, Budhy Pardiana, mengatakan, Rabu (28/9/2016) siang penggalangan dilakukan jurnalis bekerjasma dengan kelompok pecinta alam dimulai pada Kamis (22/9) siang dan telah disalurkan tiga kali. “Kami menyalurkan bantuan Bermacam macam bantuan berupa sembako, selimut, ember, pakaian hingga pembalut bayi, diangkut satu kendaraan pick up dan satu bak terbuka. Selain barang barang tersebut kita juga mendapatkan bantuan berupa uang yang di transper donatur untuk disalurkan kepada korban banjir bandang di Garut,” kata Budhy.
Lanjut Budhy dirinya melakukan penggalangan dana kemanusian, karena merasa terpanggil untuk meringankan beban korban bencana alam tersebut. Budhy mengaku terenyuh setelah menemui langsung para korban banjir di Tarogong Kidul, Garut. Betapa tidak saat banjir bandang setinggi dua meter menerjang tempat tinggalnya, sebagian warga hanya bisa menyelamatkan diri dengan menggunakan benda yang sekiranya bisa terapung di atas air.
Penyaluran bantuan kemanusian tersebut, merupakan hasil sumbangan kelompok pecinta alam Tasikmalaya dan sejumlah donatur. “Terima kasih kami ucapkan pada semua pihak yang telah memberikan bantuan. Kami pastikan kalau bantuan tersebut telah kami salurkan sepenuhnya kepada para korban banjir bandang Garut,” ucap Budhy.
Ditambahkan Budhy bantuan disalurkan sengaja melalui satu pintu yakni posko utama di Makodim 0611 Garut, agar bantuan lebih terkoordinir. Sehingga tidak akan terjadi penumpukan bantuan di satu wilayah tapi minim bantuan di wilayah lain. “Kalau tidak satu pintu akhirnya banyak bantuan yang tidak terpakai, tidak efektif, kemudian menimbulkan reaksi yang tidak elok (dari para korban),” ungkapnya
Seperi yang di lansir di beberap media Banjir yang menghantam ratusan pemukiman warga diakibatkan oleh aliran sungai Cimanuk yang meluap sampai ke atas jembatan rangka baja di Jl. Perintis Kemerdekaan Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut hingga ketinggian 1,5-2 meter. Banyak air yang melewati atap rumah penduduk, bahkan peristiwa tersebut juga menimpa Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Slamet Garut, Kantor Polsek, Kantor Kecamatan, dan Gedung SMP 3 Tarogong Kidul.
Hingga saat ini, tercatat sekitar 100 rumah hilang dan 300 rumah rusak berat dan ringan terdampak banjir. Sementara itu, sebanyak 20 orang ditemukan meninggal dan 16 orang masih dalam pencarian. Pendataan terus dilakukan sehingga dapat diketahui total kerugian harta benda akibat peristiwa ini. (and)