BEKASI – Masuknya RSU Multazam Medika Bekasi, didalam daftar Mentri Kesehatan, Nila F Moeloek sebagai RS yang diduga menggunakan Vaksin Palsu dari CV Azka Medika, membuat keluarga terduga korban Vaksin Palsu, berbondong-bondong mendatangi RS yang berada di Jalan Raya Perumahan Jatimulya No 1, Tambun Selatan- Kabupaten Bekasi.
Datangnya para keluarga yang diduga korban dari Vaksin Palsu ke RS itu, seraya ingin mempertanyakan anak-anak mereka yang dikhawatirkan terkena Vaksin tersebut. Salah satu keluarga korban yang diduga terkena Vaksin Palsu, Tika mengatakan, anaknya yang bernama Nabila (2,5) didiagnosa oleh Dokter terkena virus. Maka itu, dirinya ingin pertanyakan ke pihak RSU Multazam Medika, apakah diagnosa yang diberikan Dokter itu benar dari Vaksin Palsu.
Sebab, dirinya melakukan Vaksinisasi terhadap anaknya sejak tanggal 27 Maret 2015 lalu di RSU Multazam. Vaksin yang digunakan sendiri adalah Vaksin Pediacel (Hepatitis B) yang diduga Vaksin tidak resmi dari CV Azka Medika. “Anak saya sakit-sakitan terus, diagnosa dari Dokter kena virus. Sakitnya itu seperti badannya panas, batuk-batuk dan Buang Air Besar (BAB) -nya tidak normal alias mencret. Saya menduga itu akibat Vaksin Palsu,” ujarnya.
Bicara soal Vaksin Ulang, kata Tika, harus segera dilakukan. Sebab, dikhawatirkan akan berdampak buruk bagi tumbuh kembang anaknya dikemudian hari. “Mereka harus bertanggung jawab untuk Vaksinisasi Ulang, dan Vaksinnya itu harus benar-benar resmi dari Pemerintah,” jelas perempuan yang tinggal di Jatimulya, Tambun Selatan-Kabupaten Bekasi ini.
Ditempat sama, Direktur RSU Multazam, Syamsul Ibad menuturkan, bahwa ada 11 orang anak yang diaudit rekam mediknya teridentifikasi positif terindikasi mendapatkan Vaksin tidak resmi dari CV Azka Medika, yakni dari Vaksin Pediacel (Hepatitis B). Sedikitnya ada 11 orang anak yang teridentifikasi itu, berinisial AM, NI, RAB, NNS, DAP, KAM, ANR, KAH, RPA, FK dan DAM.
Syamsul menambahkan, kepada keluarga 11 orang pasien diatas, pihaknya akan senantiasa membuka jalur komunikasi secara khusus dan intensif, serta menyatakan empati terhadap musibah Nasional ini. Untuk pembelian diduga Vaksin Palsu dari CV Azka Medika, RSU Multazam Medika telah melakukan 6 kali, dalam rentang waktu 30 Maret 2015 s/d 27 April 2016. Dilakukan pembelian itu lantaran kelangkaan stok Vaksin dari Distributor Utama.
Bagi pasien yang memang ingin mengetahui perihal Vaksin Palsu lebih lanjut, pihaknya membuka posko layanan informasi khusus untuk melayani media, pasien dan masyarakat. “Kita membuka pintu kerjasamanya dengan para pihak yang terkait untuk bersama-sama menyelesaikan masalah ini. Para pasien dan masyarakat luas kami imbau untuk sentiasa tenang, waspada dan bijaksana dalam menyikapi kekisruhan dan bencana Nasional ini,” terangnya.
Syamsul pun menjamin bahwa seluruh supplier Vaksin dan Farmasi yang bekerjasama dengan pihaknya akan segera mengaudit ulang legalitasnya. Untuk melindungi pasien dan masyarakat luas. Audit tersebut akan dilaksanakan secara periodik dan menyeluruh untuk memastikan hal ini tidak terulang lagi di kemudian hari.
Seperti di ketahui, ke 13 RS pengguna Vaksin Palsu itu, diantaranya Dr Sander – Cikarang, Bhakti Husada – Cikarang, Sentral Medika – Cikarang, RSIA Puspa Husada, Karya Medika II – Tambun, Kartika Husada – Setu, Sayang Bunda – Bekasi, Multazam – Bekasi, Permata – Bekasi, RSIA Gizar – Cikarang, Elizabeth – Bekasi, Hosana Lippo Cikarang – Cikarang dan Hosana Bekasi – Bekasi. Sedangkan 1 RS lainnya berada di Jakarta Timur, yakni Harapan Bunda, Kramat Jati. Penyuplai Vaksin Palsu untuk RS yang ada di Bekasi, rata-rata dari Sales Juanda atas nama perusahaan CV Azka Medika. (iar)