Seorang Bayi Laki-Laki Ditemukan Dalam Goodybag

BEKASI – Kamis (12/05), sekitar pukul 05.00 WIB pagi, warga Kampung Bugelsalam RT 002/001, Desa Hegarmanah, Kecamatan Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi digegerkan dengan penemuan seorang bayi laki-laki dalam keadaan hidup dengan tali pusar yang masih menempel, di dalam Goodybag warna putih, diselimuti sarung motif kotak warna hijau di rumah salah seorang warga.

Saksi mata, Danu, warga Kampung Bugelsalam menceritakan, pada saat dirinya dan istri pulang berbelanja dari pasar, di lokasi melihat sebuah Goodybag warna putih bergerak-gerak di atas balai di depan warung. Kemudian mengecek isi tas atau Goodybag tersebut, ternyata seorang bayi laki-laki, dalam keadaan hidup, dengan kepala berada di luar tas/goodybag dan ari-ari/plasentanya masih menempel di bayi tersebut.

“Sepulang dari pasar, saya sama istri melihat tas warna putih bergerak-gerak. Karena penasaran, kemudian saya ke dalam isi tas, saking kaget, ternyata seorang bayi masih hidup dan masih nempel ari-arinya,” beber Danu kepada Jabar Publisher, Kamis (12/05).

Kemudian dirinya langsung memberikan pertolongan pertama dengan menghubungi Bidan PTT Desa Hegarmanah yang berdinas di Pustu Desa Cipayung. Setelah di tempat bidan, bayi itu langsung dilakukan pemeriksaan oleh bidan, sesuai prosedur penanganan kelahiran bayi, yaitu melakukan pemotongan tali pusar/plasenta yang kondisinya masih belum dipotong.

Selanjutnya, Danu melaporkan penemuan bayi tersebut ke Babinkamtibmas Desa Hegarmanah, untuk dilakukan tindakkan kepolisian.

Selain itu, ciri-ciri bayi malang tersebut berjenis kelamin laki-laki, warna kulit putih, hidung mancung, berat sekitar 2,3 kilogram, panjang sekitar 48 centimeter.

Polisi mengamankan barang bukti berupa satu goodybag/tas warna putih bergambar Harimau, peta Sumatra dan bertuliskan Sumatran Tiger Panthera Tigris Sumatrae, dan kain sarung motif kotak-kotak, warna hijau. Diduga bayi laki-laki tersebut adalah hasil hubungan gelap yang dibuang orang tuanya.

Kini polisi tengah melakukan penyelidikan dengan mencari tahu siapa orangtua yang tega membuangnya dan meminta keterangan para saksi yang berada di lokasi (TKP). (fjr)