TAMBUN SELATAN – Sebanyak empat anak dibawah usia asal Desa Tambun, Kecamatan Tambun Selatan, meninggal dunia akibat demam berdarah (DBD) yang disebabkan gigitan nyamuk Aides Aegypti. Salah satu dari empat anak itu, yakni bocah berusia lima tahun yang tinggal di RT 04 RW 02, meninggal pada Minggu (1/5) lalu.
Kepala Desa Tambun, Jaut Sarja Winata mengatakan, meninggalnya empat anak akibat DBD itu, kemungkinan disebabkan kelalaian dari orang tua korban. Pasalnya, saat anaknya mengalami sakit panas, hanya dibawa ke bidan dan orang tua hanya menganggap anak tersebut sakit biasa.
“Kemarin (hari Minggu lalu) itu kejadian (ada) meninggal karena DBD, karena orang kampung itu kalau sakit panas dianggapnya biasa,” ujarnya.
Sebagaian warga Desa Tambun, kata dia, dianggap masih awam mengenal DBD dan menyepelekan bahayanya. Akibatnya, sebanyak 20 orang lebih terkena penyakit DBD, dimana empat diantaranya meninggal dunia dalam jangka waktu satu bulan terakhir.
“Hingga sejauh ini masyarakat (masih) awam, banyak kurang tau parahnya DBD. Masyarakat anggap itu sakit biasa. Setelah tahu kondisinya parah, keburu tidak tertolong. Setelah itu, baru mereka sadar kalau DBD ini penyakit parah,” jelasnya.
Dengan kejadian tersebut, dirinya berharap instansi terkait segera lakukan tindakan preventif. Semisal, melakukan pengasapan atau fogging untuk memberantas nyamuk. Kendati fogging pun bukan solusi terakhir.
“Saya berharap Puskesmas Tambun dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi segera bertindak. Fogging memang bukan solusi terakhir. Kita juga sampaikan ke masyarakat, utamanya itu ya pencegahan,” tutupnya. (iar)