JAKARTA – Jagat maya dikejutkan dengan beredar pesan standar operasional prosedur (SOP) bagi pendukung Gubernur DKI Jakara Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk membela mati-matian sang gubernur itu terkait kasus Sumber Waras. Dalam pesan yang beredar itu, para pendukung harus membuat imej Ahok baik dan selalu benar. Bahkan, harus menyerang sosok yang menyerang Ahok.
Awalnya, pesan tersebut muncul dari capture grup WhatsApp. Namun telah tersebar salinannya. Belum terkonfirmasi apakah pesan tersebut berasal dari relawan Ahok atau bukan. Ahok sendiri yang dikonfirmasi mengaku tidak tahu jika ada SOP untuk membela dirinya itu. Ahok bahkan tampak santai menanggapi.
“Enggak tahu saya. Enggak usah ditanggepin. Biarin saja lah, sudah terlalu banyak soal Sumber Waras kau tinggal baca aja,” tegasnya di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (18/4).
Adapun prosedur tersebut sebagai berikut:
1. Tanamkan persepsi bahwa Ahok adalah orang baik yang punya niat baik; sediakan pelayanan kesehatan masyarakat dalam penyakit kanker, visioner, dan lain-lain.
2. Tanamkan persepsi bahwa Ahok adalah sosok yang didukung penuh rakyat, tidak saja di Jakarta tetapi di daerah-daerah lain di Indonesia. Ahok adalah aset bangsa di masa depan sehingga tidak layak untuk dijatuhkan namanya.
3. Munculkan keraguan soal lokasi tanah (Kiyai Tapa atau Tomang) jika didebat soal harga tanah dan NJOP.
4. Gunakan strategi umum blaming game dengan cara menjatuhkan kredibilitas pihak-pihak yang berseberangan (BPK ketuanya tersangkut Panama Papers, Efinal kasus di Dinas Pemakaman, DPRD maling teriak maling dsb) agar muncul keraguan soal motif dan kesahihan data.
5. Bawa persepsi bahwa kasus Sumber Waras bukan soal penegakan hukum tapi gerakan politisasi hukum jelang pilkada 2017 dengan tujuan mengganjal Ahok.
6. Jangan terbawa dan larut pada penjelasan yang terlalu bersifat teknis dan malas mendengarkan data. Arahkan ke penjelasan-penjelasan logika sederhana bahwa Ahok tidak mungkin terkait Sumber Waras.
7. Dalam kasus tertentu pancing dengan pernyataan-pernyataan yang bisa memicu emosi publik dan lawan debat sehingga perdebatan menjadi tidak fokus. Demikian agar menjadi panduan. (bay)